Jumat, 10 Juli 2020

QUALITY ASSURANCE (QA) DAN QUALITY CONTROL (QC)



QUALITY ASSURANCE (QA) 

 

Quality Assurance (QA) berasal dari kata "quality" yang berarti kualitas, dan "assurance" yang berarti jaminan. Quality Assurance merupakan suatu pendekatan yang berbasis pada proses (process base approach) yang bertujuan untuk mencegah produk cacat, mulai dari tahap perencanaan (planning) hingga tahap pengiriman produk ke customer sehingga menghindari terjadinya pengerjaan ulang (rework) dari customer yang merugikan reputasi perusahaan. Quality Assurance (QA) bertanggung jawab terhadap jaminan kualitas produk serta memastikan bahwa proses pembuatan produk telah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Quality Assurance adalah proses yang pro-aktif, yang melakukan penekanan terhadap perencanaan, dokumentasi dan penentuan panduan kualitas pada awal proyek untuk memahami persyaratan kualitas yang diinginkan.

Teknik Dalam Quality Assurance
Terdapat tiga teknik yang bisa digunakan untuk menjamin kualitas, antara lain Quality Audit, Process Analysis, Quality Management and Control Tools.
1.      Quality Audit
Dalam melakukan quality audit atau audit kualitas, tim ahli atau yang disebut sebagai auditor berasal dari pihak eksternal (bukan dari internal perusahaan). Tim ahli tersebut akan melakukan peninjauan proses dan prosedur yang telah ditentukan oleh perusahaan. Jika ditemukan perbedaan antara apa yang dilakukan dengan apa yang dinyatakan dalam prosedur atau proses maka perusahaan yang bersangkutan (perusahaan yang diaudit) diminta untuk melakukan tindakan perbaikan (Corrective Action). Pihak auditor tersebut juga akan memberikan saran-saran untuk perbaikan proses. Quality Audit ini memastikan proses dan prosedur yang telah disetujui dan yang telah ditentukan tersebut benar - benar sudah dilaksanakan dengan baik dan diikuti oleh pihak yang bersangkutan.
2.      Process Analysis
Merupakan proses untuk menganalisis dan menemukan kemungkinan (potensi) terjadinya produk cacat ataupun proses-proses yang tidak memiliki nilai tambah kemudian carikan akar penyebabnya dan lakukan tindakan perbaikannya. Dalam melakukan proses analisa potensi kemungkinan terjadinya produk cacat, kita bisa menggunakan metode analisa FMEA. Selain FMEA, kita bisa juga menggunakan metode lain seperti analisa 5 Whys untuk mempermudah mencari akar masalah dalam metode FMEA.
3.      Quality management dan Control Tools
Merupakan teknik diagram yang membantu untuk menemukan permasalahan, ide perbaikan, pengambilan keputusan dan prioritas masalah yang harus diselesaikan. Contoh diagram Quality Management and Control Tools ini diantaranya yaitu Diagram Pohon, Diagram Afinitas, Diagram Jaringan dan lain-lainnya.

QUALITY CONTROL (QC)



Definisi Quality Control
Pengendalian mutu (Quality Control), atau QC untuk akronimnya, adalah suatu proses yang pada intinya adalah menjadikan entitas sebagai peninjau kualitas dari semua faktor yang terlibat dalam kegiatan produksi. Sedangkan dalam ruang lingkup proyek konstruksi Quality Control atau disingkat QC merupakan penanggung jawab dalam pengendalian mutu pelaksanaan proyek.
Terdapat tiga aspek yang ditekankan pada pendekatan ini, yaitu:
1.    Unsur-unsur seperti kontrol, manajemen pekerjaan, proses-proses yang terdefinisi dan telah terkelola dengan baik, kriteria integritas dan kinerja, dan identifikasi catatan.
2.    Kompetensi, seperti pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan kualifikasi.
3.    Elemen lunak, seperti kepegawaian, integritas, kepercayaan, budaya organisasi, motivasi, semangat tim, dan hubungan yang berkualitas.
Profesi quality control membutuhkan pengalaman dan juga pemahaman yang baik tentang pengendalian mutu oleh karena itu quality control dituntut mampu melaksanakan kegiatan dengan mengacu pada pedoman yang berlaku sesuai dengan RSNI dan seorang quality control bisa melaksanakan spesifikasi teknik yang digunakan dan metode praktis dalam rencana mutu dimulai dari kegiatan pemeriksaaan, pengetesan, pengujian bahan/ material dan hasil pekerjaan sehingga sesuai dengan spesifikasi teknis, selain itu quality contol juga harus bisa membuat laporan pemeriksaan kepada quality assurance. Untuk lebih jelas dibawah ini merupakan uraian tugas dan tanggung jawab utama seorang quality control:
Tabel tugas dan tanggung jawab Quality Control 
1
Mengontrol Pelaksanaan Operasional Quality Control

Mengontrol tindak lanjut hasil uji / tes terkait dengan Quality Control
Memeriksa kelayakan peralatan pengendalian mutu yang digunakan.
Mengontrol pelaksanaan dan hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi dan standart kualitas yang telah ditentukan.
Mencegah terjadinya penyimpangan mutu dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi
Mengontrol akurasi dan validasi dokumen hasil pekerjaan.
Memeriksa dan menjaga kualitas pekerjaan dari subkontraktor agar sesuai dengan spesifikasi teknis yang berlaku.
Memeriksa hasil pengujian terhadap hasil pekerjaan di lapangan ataupun di laboratorium.
Mengontrol kualitas material dan ketersediaan peralatan kerja.
2
Mengatur Kegiatan Operasional Quality Control

Melakukan koordinasi dengan Project Manager, terkait dengan kualitas hasil pekerjaan.
Melakukan koordinasi dengan Site Manager, terkait dengan persiapan lahankerja dan hasil pekerjaan.
Melakukan koordinasi denganSupervisor, terkait dengan pelaksanaan pekerjaan.
Melakukan koordinasi dengan owner / konsultan, terkait dengan chek list.
Melakukan koordinasi dengan Chief Engineer, terkait dengan metode kerja dan spesifikasi teknis.
Melakukan koordinasi dengan Safety Officer, terkait dengan K3.
3
Melaksanakan Kegiatan Operasional Quality Control

Melaksanakan pengujian mutu terhadap bahan atau material yang digunakan.
Mendukung kegiatan audit dibidang QC.
Memastikan bahwa aset yang ada di bagian Quality Control terpelihara dengan baik.
Memeriksa kualitas setiap item pekerjaan di lapangan.
Melaksanakan pengujian terhadap hasil pekerjaan di lapangan ataupun di laboratorium
Melakukan verifikasi pemeriksaan hasil pekerjaan maupun tahap pekerjaan apakah sudah sesuai spek.
Membuat teguran baik lisan maupun tulisan jika terjadi penyimpangan dalam pekerjaan proyek
Melakukan pengecekan terhadap kualitas material yang datang dan melakukan pengujian sesuai dengan spesifikasi teknik yang ditetapkan dalam RMP (Rencana Mutu Proyek) bila diperlukan.
Melakukan analisa terhadap hasil pengujian laboratorium.
Melakukan analisa terhadap laporan kalibrasi peralatan pengujian (kecuali alat-alat survey).
Membuat laporan ketidaksesuaian khususnya untuk material dan hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknik yang berlaku, menganalisa, mengajukan proposal perbaikan, tindakan koreksi dan pencegahan agar tidak terulang lagi kepada Project Manager.
Melakukan monitoring hasil pekerjaan di lapangan sesuai format dokumen sistem kualitas atau format dari pemberi tugas.
Membuat laporan keluhan pelanggan berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya.
Membuat laporan pengecoran.
Melakukan verifikasi hasil perbaikan.
Membuat, merekap, menyimpan dan mendistribusikan dokumen hasil pekerjaan (hasil check-list) kepada bagian terkait.
Mengerjakan tugas-tugas lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan proyek dibidangnya yang diberikan oleh atasan langsung / lebih tinggi.
Melaksanakan K3, memelihara kebersihan dan kerapian area kerja.
4
Membuat Perencanaan Kegiatan Operasional Quality Control

Menyiapakaan dan memberikan data pemeriksaan mutu yang dibutuhkan oleh quality assurance.
Menyusun rencana inspeksi dan tes untuk material datang serta rencana inspeksi dan tes proses pekerjaan di lapangan.
Mempelajari dan memahami spesifikasi teknis yang digunakan pada proyek konstruksi tersebut.
Mempelajari perencanaan mutu yang dipakai pada pekerjaan
Menyiapkan bahan laporan yang terkait pemeriksaan atau pengendalian mutu dari pekerjaan.
Mempelajari metode kerja yang digunakan agar sesuai spesifikasi teknis yang dipakai

Keahlian Yang Dibutuhkan Quality Control
Pada bagian ini dipaparkan hal-hal yang harus dilakukan oleh quality control dan quality assurance dalam lingkup pekerjaan kontruski dari susut pandang keahlian yang dibutuhkan oleh profesi quality control. Quality Control keahliannya harus didasarkan pada inspeksi visual dari suatu kualitas produk. Dia harus memiliki pendekatan profesional mengenai metode jaminan kualitas dan mampu menggunakan alat-alat canggih untuk tujuan ini. QC juga harus memiliki keterampilan dokumentasi profesional untuk proses jaminan kualitas. Kualitas yang diinginkan dalam setiap produk saat ini. Oleh karena itu, QC dibutuhkan dalam setiap bidang seperti konstruksi.
Jika tabel diatas merupakan tanggung jawab dan wewenang quality control yang bersifat teknis, maka dibawah ini merupakan kegiatan dan hal-hal yang hubunganya antara quality control dan pemberi tugas.
Kegiatan Quality Control dan Quality Assurance dalam Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas.
1.      Pengecekan Dan Pelaporan
Penyedia jasa konstruksi kontraktor harus memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil pengawasan, record dan seluruh operasi pengawasan kualitas harus dilaporkan secara berkala kepada wakil pemberi kerja.
2.      Perubahan Rencana Pada Pengawasan Kualitas
Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas. Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kualitas tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari wakil pemberi kerja.
3.      Rencana Penggawasan Kualitas
Penyedia jasa konstruksi kontraktor harus mendapatkan persetujuan dari wakil pemberi kerja mengenai quality control dan quality assurance untuk seluruh pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan mengontrol kualitas pekerjaan.
Rencana Quality Control atau Quality Assurance harus diajukan penyedia jasa konstruksi (kontraktor) kepada wakil pemberi kerja sebelum rapat mulainya proyek. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menyajikan kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan kualitas yang akan dilaksanakannya. Rencana Quality Control atau Quality Assurance tersebut harus disetujui oleh wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.
4.      Penunjukan Quality Control Atau Quality Assurance
Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang Quality Control atau Quality Assurance manajer sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. Quality Control atau Quality Assurance manajer akan bertaggung jawab terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai Quality Control atau Quality Assurance manajer harus disetujui oleh wakil pemberi kerja. Quality Control atau Quality Assurance manajer akan melaporkan pekerjaannya langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

Kualifikasi Quality Control
Kualifikasi penting yang dibutuhkan untuk menjadi QC adalah ijazah sekolah tinggi atau Diploma ataupun Sarjana bidang yang sesuai dengan pekerjaan di atas. Dia harus memiliki keterampilan komunikasi yang baik lisan dan tertulis. Dia harus baik dalam perhitungan aritmatika dan memiliki bakat mekanik bila diperlukan. Pengalaman lebih dari 2 tahun biasanya diperlukan untuk menjadi QC di lapangan diperlukan. Kemampuan untuk menggunakan komputer dan utilitas juga wajib dimiliki Qc. Dengan sertifikasi dan program pelatihan yang ditawarkan oleh organisasi internasional untuk Kualitas dapat membantu untuk memperoleh pekerjaan sebagai QC lebih nyaman. Hal ini juga dianjurkan untuk memiliki pengetahuan kerja departemen lain dari perusahaan dan aturan dan peraturan yang dapat membantu untuk mempertahankan standar kualitas dengan cara yang lebih efektif.

Implementasi Quality Assurance (QA) dan Quality Control (QC)
Dalam pelaksanaan pembangunan konstruksi di Indonesia, ditemui banyak kegagalan konstruksi (failure constructions) dengan penyebabnya salah satunya akibat pelaksanaan konstruksi yang tidak sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan. Kejadian runtuhnya jembatan kukar (samarinda) baru-baru ini, rusak dan runtuhya beberapa bangunan sekolah yang baru di bangun, dan lain sebagainya menunjukan masih rendahnya kepedulian terhadap pelaksanaan konstruksi yang memenuhi kualitas yang diharapkan. Dan dari hasil penyelidikan, kegagalan konstruksi banyak disebabkan karena tidak diterapkannya standar kualitas pelaksanaan konstruksi dan tidak sesuainya mutu hasil pekerjaan yang mana secara umum tidak mengikuti arahan mutu sebagaimana diatur dalam dokumen spesifikasi teknis masing-masing pekerjaan.
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi. Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO) kepada pemilik proyek/konsumen, teatapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).



Gambar. Program QA/QC Proyek
Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada masing-masing bidang/unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga kualitas/mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria yang digariskan. Dalam konstruksi kriteria ini berupa SNI, maupun standar internasional yang berlaku untuk setiap bahan dan pekerjaan konstruksi, misalnya acuan-acuan dalam pelaksanaan konstruksi meliputi sebagai berikut:
NI-2                            Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1997.
NI-3                            Peraturan umum untuk Bahan Bangunan Indonesia
NI-5                            Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI)
NI-8                            Semen Potland
SNI 03-1750-1990           Mutu dan Cara Uji Agregat Beton.
SNI 15-2049-1990           Mutu dan Cara Uji Semen Portland.
SNI 03-2052-1990          Baja Tulangan Beton.
SNI 03-6861.1-2002         Spesifikasi air sebagai Bahan Bangunan.
SNI 03-6883-2002          Spesifikasi Toleransi untuk Konstruksi dan Bahan Beton.
Inspeksi dan pengetesan dilakukan secara konfrehensif, dan dalam konteks ini dimaksudkan dengan inspeksi adalah mengkaji karakteristik obyek dalam aspek mutu, dalam hubungannya dengan suatu standar yang ditentukan, misalnya standar SNI diatas. Dengan tahapan sebagai berikut:




Grafik Dan Tabulasi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENCANA MUTU KONTRAK (RMK)

NAMA   : MELDI GIJAYANTO NIM       : 417110089 KELAS  : 6C           KATA PENGANTAR Sebagai realisasi kontrak kerja a...