MANAJEMEN PENGENDALIAN MUTU, TEPAT BIAYA, TEPAT MUTU, TEPAT WAKTU
1.1 Uraian Umum
Pengawasan (controlling)
adalah suatu penilaian
kegiatan dengan tujuan agar
hasil pekerjaan sesuai
dengan rencana, dengan
mengusahakan agar semua yang terlibat dalam melaksanakan kegiatan atau
pekerjaan yang berpedoman pada perencanaan, serta
melakukan tindakan koreksi
dan perbaikan atau penyesuaian bila terjadi penyimpangan pada
pelaksanaan.
Sedangkan pengendalian pekerjaan merupakan kegiatan bimbingan,pemberian instruksi, dorongan dan mengadakan koordinasi berbagai pekerjaan oleh pimpinan kepada bawahan agar pelaksanaan tugas yang diberikan berjalan dengan lancar, serta berpedoman untuk tetap memelihara hubungan kerja sama yang baik antara pimpinan dengan bawahan.
Untuk mencapai hasil yang diinginkan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan dalam dokumen lelang, maka dalam pekerjaan proyek pembangunan diperlukan adanya kedua hal tersebut di atas yang dilakukan oleh unsure- unsur pelaksana pembangunan proyek tersebut. Unsur yang terkait dalam bidang ini adalah konsultan pengawas. Pihak konsultan pengawas harus cermat dan teliti mengamati setiap langkah pekerjaan dan harus tegas mempertanyakan mengenai kualitas bahan baku proyek dan pelaksanaan pekerjaan di lapangan bila dirasakan tidak sesuai dengan perjanjian dokumen kontrak yang telah disepakati. Pihak konsultan pengawas dapat meminta laporan mingguan kepada pihak kontraktor untuk mengetahui progress report kemajuan proyek yang telah dilaksanakan.
Sedangkan pengendalian pekerjaan merupakan kegiatan bimbingan,pemberian instruksi, dorongan dan mengadakan koordinasi berbagai pekerjaan oleh pimpinan kepada bawahan agar pelaksanaan tugas yang diberikan berjalan dengan lancar, serta berpedoman untuk tetap memelihara hubungan kerja sama yang baik antara pimpinan dengan bawahan.
Untuk mencapai hasil yang diinginkan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan dalam dokumen lelang, maka dalam pekerjaan proyek pembangunan diperlukan adanya kedua hal tersebut di atas yang dilakukan oleh unsure- unsur pelaksana pembangunan proyek tersebut. Unsur yang terkait dalam bidang ini adalah konsultan pengawas. Pihak konsultan pengawas harus cermat dan teliti mengamati setiap langkah pekerjaan dan harus tegas mempertanyakan mengenai kualitas bahan baku proyek dan pelaksanaan pekerjaan di lapangan bila dirasakan tidak sesuai dengan perjanjian dokumen kontrak yang telah disepakati. Pihak konsultan pengawas dapat meminta laporan mingguan kepada pihak kontraktor untuk mengetahui progress report kemajuan proyek yang telah dilaksanakan.
1.1 Pengendalian
Proyek
Maksud dari
pengendalian proyek adalah
mengatur dan mengendalikan
unsure - unsur vital dalam pelaksanaan sebuah proyek, unsur-unsur tersebut
adalah :
1. Pengendalian mutu
2. Pengendalian waktu
3. Pengendalian biaya
4. Pengendalian dokumen
5. Pengendalian tenaga kerja
6. Pengendalian alat dan material
Dalam proyek ini semua pengendalian
proyek tersebut sudah berjalan dengan
kesepakatan bersama, sehingga
pihak-pihak yang terkait
dalam proyek tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan tugasnya
masing-masing.
1.1.1 Pengendalian
Mutu (Quality Control)
Pengendalian mutu
adalah suatu sistem
yang mengendalikan kerja dan
hasil akhir dari
suatu pekerjaan. Pengendalian mutu yang
diterapkan pada proyek
pembangunan meliputi :
a. Pengendalian material yang dating
b. Pemeriksaan mutu beton
1. Slump Test
Pemeriksaan mutu beton
cair di lapangan
dapat dilakukan dengan cara slump
test Slump test dilakukan
untuk mengetahui kekentalan dari
adukan beton yang
akan dicor. Ada
tiga macam kemungkinan yang dapat
terjadi pada saat pengujian beton dengan cara slump test, yaitu :
-
True slump(baik)
adalah apabila tinggi slump≥ 2/3 tinggi cetakan slump
-
Shear slump (buruk)
adalah apabila tinggi slump ½ tinggi cetakan slump
-
Collapse
slump(sangat buruk) adalah apabila tinggi slump 1/3 tinggi cetakan slump.
2. Tes Kuat Tekan Beton
Tahap - tahap
pelaksanaan uji kuat tekan
betonsecara singkat adalah
sebagai berikut :
·
Adukan
beton yang akan di tes diambil dari hasil slump test.
·
Isilah
cetakan beton silinder 15 x 30 cm dengan adukan beton terdiri dari
3 lapis. Setiap
lapisan dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali
tusukan secara merata.
·
Setelah dilakukan
pemadatan, ketukkan isi
cetakan perlahan-lahan sampai
rongga bekas tusukan
tertutup. Ratakan permukaan beton
dan biarkan beton
dalam cetakan selama
24 jam dan letakkan pada tempat yang bebas dari getaran.
·
Setelah
24 jam bukalah cetakan dan beton direndam dalam air untuk memenuhi
persyaratan perawatan beton
selama waktu yang dikehendaki.
·
Ambillah beton
yang akan diuji
kekuatannya dari bak perendam
kemudian bersihkan dari
kotoran yang menempel dengan kain.
·
Lapislah permukaan atas dan
bawah benda uji
dengan dengan mortal belerang,
agar didapat permukaan yang rata.
·
Kemudian
letakkan benda uji pada mesin tekan secara sentris.
·
Jalankan mesin
tekan dengan penambahan
beban konstan berkisar antara 2-4
kg/cm2per detik,
·
Lakukan pembebanan
sampai benda uji
menjadi hancur dan catatlah
beban maksimum yang
terjadi selama pemeriksaan benda uji
·
Pengetesan
benda uji dilakukan pada umur 3,7,14 dan 28 hari. Untuk beton
yang berumur dibawah
28 hari harus dilakukan konversi terhadap kekuatan 28
hari.
1.1.2 Pengendalian
Waktu (Time Control)
Pengendalian waktu
proyek adalah cara
mengendalikan waktu pelaksanaan agar
waktu pelaksanaan proyek
sesuai dengan rencana. Oleh
karena itu penjadwalan
kegiatan proyek yaitu
mengatur waktu pelaksanaan pekerjaan
menjadi sangat penting
dalam rangka pengendalian waktu.
Salah satu cara pengendalian waktu adalah time schedule. Hal
ini dibuat untuk
mengatur item-itempekerjaan agar diatur sedemikian
rupa, sehingga suatu
pekerjaan dengan pekerjaan yang lainnya
dapat saling berhubungan
dan tidak saling
tumpang tindih. Macam-macam time schedule, yaitu :
a.
Master
Schedule
Dalam pelaksanaan
pekerjaan yang terdiri
dari bagian-bagian pekerjaan yang
jumlahnya banyak, harus dijadwalkan
sedemikian rupa agar tidak
terjadi saling tunggu
antar suatu pekerjaan
yang dapat memperlambat jalannya
pekerjaan proyek. Tujuan dibuatnya master schedule adalah
untuk mencapai hasil fisik yang dapat
dipertanggungjawabkan dalam jangka
waktu yang telah ditetapkan.
·
Pemecahan
Master Schedule :
-
Construction
schedule
-
Weekly
schedule
-
Monthly
schedule
·
Fungsi
Master Schedule :
-
Sebagai
sarana pengatur waktu
-
Sebagai
pedoman kerja bagi kontraktor
-
Sebagai
sarana kontrol bagi pencapai prestasi pekerjaan
-
Sebagai dasar
perhitungan dan penentuan
sanksi-sanksi, perpanjangan pekerjaan, denda dan lain sebagainya
·
Keuntungan
Master Schedule :
-
Memudahkan pengaturan
urutan kerja, kedatangan
bahan dan tenaga kerja.
-
Pelaksanaan
pekerjaan menjadi lancar dan efektif.
-
Biaya
pelaksanaan relatif menjadi lebih murah.
-
Mudah
membuktikan jika ada gangguan-gangguan alam untuk meminta perpanjangan waktu
pelaksanaan. .
-
Sewaktu-waktu dapat
meneliti apakah pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan rencana.
-
Dapat dipakai
sebagai dasar untuk member
pringatan kepada kontraktor.
-
Lebih menjamin
terlaksananya pekerjaan dengan baik
dan teratur.
-
Memudahkan
perhitungan hari-hari keterlambatan untuk setiap item pekerjaan.
·
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam menyusun master schedule adalalah :
-
Biaya pelaksanaan
-
Metode pelaksanaan
-
Tenaga kerja
-
Peralatan
-
Cuaca
-
Owner
1.1.3 Pengendalian
Biaya (Cost Control)
Pengendalian Biaya
ini adalah suatu
sistem yang mengendalikan biaya pelaksanaan proyek, bagaimana mengendalikan biaya
produksi di lapangan
sesuai dengan rencana anggaran pelaksanaan
proyek. Untuk pengendalian
biaya ini pihak kontraktor melakukan
perhitungan ulang volume
pekerjaan dan membuat analisa
harga satuan pekerjaan,
biaya umum lapangan, biaya langsung,
dan biaya tidak
langsung. Bila terdapat
perbedaan yang sangat jauh
antara rencana dan
realisasi maka diadakan pengkajian, lalu
memperhitungkan apa penyebabnya, kemudian dicari solusinya agar tidak
terulang lagi pada masa yang akan datang.
Pengendalian Biaya
Biasanya Dilakukan Oleh :
·
Pengendalian biaya
proyek secara detail
dilaksanakan oleh kontraktor sendiri
·
Pengendalian biaya
proyek secara keseluruhan dilaksanakan oleh
manager proyek sebagai
wakil dari owner dibantu oleh
konsultan.
Pengendalian biaya
oleh kontraktor merupakan
hal yang penting, karena
biaya yang diterima
dari pemilik tidak
langsung diberikan pada awal proyek melainkan diberikan menurut
presentase kemajuan pekerjaan.
Semua biaya
untuk kebutuhan pelaksanaan
proyek tersebut harus sudah
diperhitungkan dalam penawaran dan menjadi tanggung jawab pelaksana pekerjaan
yang bersangkutan.
Langkah-langkah yag diambil
kontraktor, yaitu :
·
Memilih keseluruhan
pekerjaan menjadi item-item
pekerjaan tersebut dengan batasan
yang jelas sehingga lebih mudah diawasi.
·
Memilih biaya
pekerjaan yang dikeluarkan
menurut item-item pekerjaan
tersebut.
·
Menentukan pekerjaan
yang telah dilaksanakan dan
harus dibayar oleh pemilik.
Dengan pemilihan
pekerjaan ini, kontraktor
dapat mengetahui dengan jelas
item bagian pekerjaan
mana yang tidak
efisien dan terlalu banyak
menyerap dana, sehingga
kontraktor maupun subkontraktor dapat
melakukan tindakan untuk
meningkatkan efisiensi kerja
1.1.4 Pengendalian
Dokumen (Document Control)
Pengendalian ini
adalah suatu sistem
yang mengendalikan dokumen. Dokumen-dokumen tersebut
berupa dokumen - dokumen tender dan
dokumen - dokumen proyek. Tugas
mengendalikan dokumen
diantaranya mengendalikan gambar - gambar kerja
yang beredar di lapangan
yang bersifat controlled semuanya berada
di bawah tanggung jawab Konsultan Pengawas.
1.1.5 Pengendalian Tenaga Kerja
Tenaga kerja
merupakan salah satu
faktor yang penting
dan menentukan dalam pelaksanaan
proyek pembangunan. Tenaga
kerja yang ada harus
dioperasikan dengan baik
agar diperoleh efisiensi kerja yang tinggi. Yang dimaksud
dengan tenaga kerja adalah setiap orang yang ikut serta dalam pelaksanaan suatu
proyek.
Tenaga kerja
yang terdapat dalam
pelaksanaan pembangunan adalah
sebagai berikut :
·
Tenaga
Ahli
Adalah tenaga
kerja yang mempunyai
keahlian dan pengalaman dalam
bidang konstruksi bangunan,
yang sesuai dengan pendidikannya. Jenis tenaga
kerja ini antara lain
: Kepala Proyek, Manager Proyek.
·
Tenaga
Menengah
Adalah tenaga kerja
yang mendapat pendidikan
rata-rata setingkat SMK dan diploma.
Tenaga kerja ini
antara lain bekerja pada bidang
administrasi, tenaga mekanik
dan pelaksana lapangan
·
Tenaga
Mandor
Adalah kepala pekerja yang memberi perintah langsung kepada bawahannya (tenaga kasar/buruh) pada bidang
pekerjaan tertentu.
·
Tenaga
Tukang
Adalah tenaga
kerja yang ahli
dalam bidangnya berdasarkan pengalaman kerja,
misalnya tukang kayu,
tukang besi, tukang batu, dan lain – lain.
·
Tenaga
Kasar
Adalah tenaga kerja yang lebih banyak menggunakan kekuatan badan dalam
pekerjaannya. Biasanya tenaga
ini membantu atau melayani tenaga tukang, misalnya dalam
pengangkutan material.
1.1.6 Pengendalian Alat
dan Material
Perusahaan pembangunan
sangat memerlukan pengontrolan yang teratur dan teliti supaya
bisa diketahui, masih ada atau tidaknya stok
alat dan bahan
di gudang dan
di tempat penyimpanan
barang. Alat dan bahan
yang masuk atau
keluar harus dicatat
secara teliti berikut ukuran,
merek, dan jumlah atau volumenya. Catatan barang-barang diperlukan untuk pengontrolan
stok dan untuk
kalkulasi. Untuk
pengendalian material menggunakan material schedule, schedule pengiriman
barang dan equipment schedule.
1.
Material
Schedule adalah rencana pemakaian
bahan/material untuk suatu pekerjaan
mencakup jumlah sesuai dengan
pekerjaan yang dilaksanakan.
2.
Equipment schedule adalah rencana
pemakaian peralatan sesuai dengan kebutuhan serta waktu
pemakaiannya.
3.
Schedule
pengiriman barang adalah
rencana pengiriman barang oleh supplier
Metode
Pengendalian Mutu
Berhasil atau gagalnya sebuah proyek sangat
bergantung pada peran pengendalian dan pengawasan. Sebuah proyek yang sedang
berjalan pasti akan mengalami penyimpangan atau perbedaan dari rencana yang
sudah ditetapkan. Disinilah dibutuhkan campur tangan pengendalian dan
pengawasan proyek. Ada pun metode yang bisa digunakan untuk mengendalikan mutu
suatu proyek bisa disesuaikan dengan jenis proyek dan kualitas yang diinginkan.
Secara umum, ada 3 metode yang sering dipakai dalam pengendalian mutu suatu
proyek.
1. Pemeriksaan dan Pengkajian
Pemeriksaan dan pengkajian dilakukan terhadap
gambar konstruksi proyek, rancangan pembelian peralatan dan perlengkapan, model
proyek, dan perhitungan desain.
2. Inspeksi dan Pemeriksaan Peralatan
Melakukan pemeriksaan dan melakukan uji coba
untuk memastikan peralatan-peralatan yang digunakan dalam proyek bisa berfungsi
dengan baik. Pemeriksaan bisa dilakukan saat peralatan baru saja diterima dari
hasil pembelian. Pemeriksaan juga perlu dilakukan ketika instalasi peralatan
sedang dikerjakan dan setelah instalasi selesai.
3. Melakukan Pengujian Dengan Sampling
Pengujian dengan sampling dapat dilakukan untuk memastikan
kualitas material sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Pengujian
dengan sampling perlu dilakukan dengan berpegang pada beberapa prinsip yakni
tepat waktu, efektif dan efisien, serta dapat dipertanggungjawabkan.
Pengujian sampling harus dilakukan tepat waktu supaya
hasilnya bisa dimanfaatkan dengan maksimal untuk memberikan masukan-masukan
bagi perbaikan kualitas proyek, khususnya pada bagian-bagian yang belum
menyelesaikan pekerjaannya pada tahapan tertentu. Pengujian sampling harus
dikerjakan dengan efektif dan efisien baik dari metode maupun instrumen yang
digunakan supaya bisa mencapai titik-titik penting yang dapat memberikan
gambaran umum pencapaian pelaksanaan proyek. Pengujian sampling tersebut harus
bisa dipertanggungjawabkan secara jujur dan objektif, karena itu harus jelas
pula metode yang digunakan, titik uji sampling yang diambil dan sasaran uji
sampling.
Dokumen-dokumen
Untuk Pengendalian Mutu
Dalam melaksanakan pekerjaan pengendalian mutu proyek
dibutuhkan beberapa dokumen penting. Dokumen-dokumen ini menjadi acuan
pengerjaan proyek sehingga pelaksanaan proyek dan hasil akhirnya sesuai dengan
perencanaan. Adapun dokumen-dokumen tersebut meliputi:
1. Spesifikasi teknis
Spesifikasi teknis berisikan uraian yang disusun
dengan lengkap dan jelas mengenai suatu proyek yang hendak dikerjakan sehingga
bisa mencapai harapan semua pihak yang terlibat di dalamnya.
2. Gambar kerja
Gambar kerja adalah
gambar acuan yang dipakai untuk mewujudkan ide rancangan ke dalam bentuk fisik.
Oleh karena itulah, setiap pihak yang terlibat dalam proyek harus bisa memahami
gambar kerja yang telah dibuat. Gambar kerja yang benar-benar akurat dan detail
akan sangat membantu mewujudkan sebuah proyek dengan tepat.
Gambar kerja yang dibuat
oleh seorang arsitek dilengkapi pula dengan spesifikasi dan syarat teknik
pengerjaan proyek yang lengkap, jelas dan teratur serta perkiraan biaya proyek
dan perhitungan kuantitas proyek. Jika gambar kerja sudah diperiksa dan disetujui,
barulah gambar kerja ini bisa digunakan dalam pengerjaan sebuah proyek.
3. Rencana Mutu Kontrak
Dokumen ini merupakan pedoman jaminan mutu dalam
pelaksanaan sebuah proyek. Dokumen ini digunakan untuk memastikan bahwa hasil
akhir proyek sesuai dengan syarat-syarat teknis yang dicantumkan dan telah
disepakati di dalam kontrak. Dokumen Rencana Mutu Kontrak atau RMK memang
secara khusus dibuat untuk menentukan arah pengendalian proses pelaksaaan
proyek sehingga didapat proyek yang berkualitas sesuai dengan harapan.
4. Dokumen administrasi
Memang ada begitu banyak dokumen administrasi
yang menyertai sebuah proyek. Khususnya untuk pengendalian mutu proyek, dokumen
yang dibutuhkan antara lain hasil uji lapangan, request work dan
catatan-catatan.
5. Instruksi teknis
Dokumen ini disusun untuk menghindari terjadinya kesalahan
dalam pengerjaan suatu proyek. Dokumen ini berisi petunjuk suatu proses kerja
yang harus dikerjakan oleh tim-tim kerja atau kelompok-kelompok yang terlibat
dalam proyek.
Pengendalian Langsung
Pengendalian mutu proyek bukanlah pekerjaan yang
hanya dilakukan di belakang meja. Tim pengendalian mutu juga turun langsung ke
lapangan. Metode pengendalian secara langsung di lapangan dilakukan untuk
mengamati proses pengerjaan yang sebenarnya terjadi di lapangan. Pengendalian
langsung terhadap pelaksanaan sebuah proyek dapat diatur dengan tata cara
berikut ini.
- Pemantauan
atau monitoring
Kegiatan pemantauan dilakukan dengan kunjungan
ke masing-masing bagian proyek. Kunjungan ini untuk melakukan sampling pengendalian
mutu tentang pelaksanaan proyek, penyiapan peralatan dan media yang dibutuhkan,
serta penggunaan anggaran biaya yang telah ditetapkan.
- Supervisi
Supervisi adalah kegiatan yang dilakukan untuk memastikan satu
tahapan pada proyek telah berjalan sesuai dengan mekanisme atau pedoman yang
telah ditetapkan.
- Penguatan
kapasitas pengerjaan
Kegiatan ini dilakukan untuk mendorong tingkatan pencapaian
pekerjaan berdasarkan batasan-batasan waktu yang telah disepakati. Selain itu,
kegiatan penguatan kapasitas ini juga dilakukan untuk mendorong meningkatnya
kinerja sesuai dengan tugas, fungsi dan tanggung jawab masing-masing bagian
pada pengerjaan proyek.
Dari uraian ini terlihat jelas pentingnya
pengendalian mutu proyek terhadap keberhasilan sebuah proyek. Dengan memahami
dan mempersiapkan pengendalian mutu proyek, maka sebuah proyek bisa dibilang
sudah ada di jalan yang tepat untuk mencapai keberhasilan dan kualitas proyek
yang sesuai dengan harapan.
TINJAUAN MUTU (QUALITY) DAN PENGELOLAAN MUTU
(QUALITY MANAGEMENT)
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas”
bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang belum tentu
bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba
memberikan batasan yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan,
misalnya ISO 8402 (1986):[1]
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang
membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan
proyek adalah fitness for use. Istilah ini disamping mempunyai
arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya
produk, kehandalan dan masalah pemeliharaan.
Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada
masing-masing bidang usaha maupun industri. Akan tetapi secara umum ada 4
(empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control),
jaminan kualitas (quality assurance)
dan pengembangan kualitas (quality improvement).[2]
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip
manajemen[3],
yang dapat diterapkan pada puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman
bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja organisasi. Beberapa prinsip
tersebut adalah sebagai berikut:
- Fokus
pada keinginan konsumen (customer focus)
Suatu perusahaan dapat menjaga dan mengembangkan konsumennya,
bilamana perusahaan dapat mengerti dan memahami tuntutan dan kebutuhan konsumen
saat ini dan mendatang, sehingga berusaha memenuhi kebutuhan dan mencoba
memenuhi ekspetasi konsumen adalah kuncinya.
- Kepemimpinan
(Leadership)
Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan budaya
kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya kualitas dalam
setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap anggota timnya
untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target kualitas/mutu
pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/kualitas pekerjaan konstruksi.
- Pengembangan
Individu (Involvement of people)
Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada setiap level
perusahaan jasa konstruksi harus memahami budaya manajemen kualitas. Setiap
individu harus berusaha mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan yang
dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
- Pendekatan
proses (Process approach)
Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan
kebutuhan sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam suatu
organisasi perusahaan sebagai suatu proses.
- Pendekatan
Sistem Pada Manajemen (System approach to management)
Suatu organisasi perusahaan dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan tujuan mutu/kualitas yang merupakan kontribusi dari
tahap identifikasi, pemahaman dan pengelolaan semua proses yang saling terkait
sebagai suatu sistem.
- Terus
Berkembang (Continual improvement)
Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari suatu
organisasi adalah terus mengembangkan kinerja pencampaian mutu semua
aktivitasnya.
- Perumusan
Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta (Factual approach to decision
making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari
analisis data dan informasi yang benar.
- Membangun
Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier (Mutually beneficial
supplier relationships)
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi)
dan supliernya adalah interdependent, maka perlu
dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk
memungkinkan pengembangan meningkatkan value keduanya.
8 (delapan) prinsip dasar ini berbasis pada Quality
Management System (QMS) standard dalam ISO 9001:2008.[4]
Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai
persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama tanpa adanya pengulangan (to do
right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks
secara keseluruhan, yang antara lain adalah sebagai berikut:
- Meletakan
dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
- Memberikan
keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan jadwal
- Membuat
program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/QC)
- Implementasi
Program QA/QC.
Gambar 1 memperlihatkan hubungan dan pembentukan program QA
perusahaan, program QA Proyek, dan QC proyek yang merupakan unsur-unsur pengelolaan
mutu proyek.
Sumber : Soeharto Iman, “Manajemen
Proyek: Dari Konseptual sampai Operasional”, Editor Yati Sumiharti, Cet.3
Jakarta Erlangga, 1997.
Gambar 1. Program QA/QC Proyek
Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah
mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada priode tersebut
penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian
diserahkan kepada masing-masing bidang/unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak
memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga kualitas/mutu, bila
melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata
lain harus selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah
sistematis yang diperlukan untuk memberikan keyaknian bahwa instalasi atau
sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan
petunjuk dan cara-cara untuk mengendalikan mutu material, struktur, komponen
atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang
berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan apakah kegiatan-kegiatan
engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan
kriteria yang digariskan. Dalam konstruksi kriteria ini berupa SNI, maupun
standar internasional yang berlaku untuk setiap bahan dan pekerjaan konstruksi,
misalnya acuan-acuan dalam pelaksanaan konstruksi meliputi sebagai berikut:
NI-2
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1997.
NI-3
Peraturan
umum untuk Bahan Bangunan Indonesia
NI-5
Peraturan
Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI)
NI-8
Semen
Potland
SNI 03-1750-1990
Mutu
dan Cara Uji Agregat Beton.
SNI 15-2049-1990
Mutu
dan Cara Uji Semen Portland.
SNI 03-2052-1990
Baja
Tulangan Beton.
SNI 03-6861.1-2002
Spesifikasi
air sebagai Bahan Bangunan.
SNI
03-6883-2002 Spesifikasi
Toleransi untuk Konstruksi dan Bahan Beton.
Inspeksi dan pengetesan dilakukan secara
konfrehensif, dan dalam konteks ini dimaksudkan dengan inspeksi adalah mengkaji
karakteristik obyek dalam aspek mutu, dalam hubungannya dengan suatu standar
yang ditentukan, misalnya standar SNI diatas. Dengan tahapan sebagai berikut:
PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU
- Kegiatan
manajemen pengelolaan dan pengendalian proyek
- Pengendalian
biaya pelaksanaan diproyek
- Pengendalian waktu
- Pengendalian mutu
Pendahuluan
Pengendalian biaya, mutu dan waktu merupakan bagian yang utama
agar suatu proyek dapat diselesaikan dengan waktu yang tepat, biaya yang
kompetitif dengan mutu yang dapat dipertanggungjawabkan memenuhi persyaratan
pelanggan.
Proses pengendalian hasil pekerjaan merupakan persyaratan standar
yang mencakup :
uraian karekteristik hasil pekerjaang prosedur
dan instruksi kerja penggunaan peralatan yang sesuai peralatan ukur
yang dikalibrasi pelaksanaan pengukuran dan
pemantauan penyerahan dan pemeliharaan proyek.
Pengendalian biaya, mutu dan waktu merupakan lingkup utama seorang
pelaksana dalam menjalankan pelaksanaan pekerjaan, guna diperoleh hasil yang
memuaskan bagi pengguna jasa sesuai ketentuan dan persyaratan dalam spesifikasi
teknik.
Dalam pekerjaan konstruksi di perlukan suatu mekanisme manajemen
dan mekanisme pengendalian guna mencapai efisiensi penyelenggaraan proyek tepat
mutu, biaya dan waktu yang mencakup aspek teknis dan administratif.
Kegiatan manajemen pengelolaan dan pengendalian kegiatan
tersebut merupakan suatu ukuran keberhasilan apabila mutu produk akhir dicapai
sesuai dengan perencanaan teknis dan sesuai koridor waktu yang telah disepakati
sejak diterapkannya spmk sampai fho tahapan dari kegiatan tersebut
meliputi :
1. Persiapan dokumen
2. Rencana pelaksanaan proyek
3. Persiapan fisik lapangan
4. Proses pembayaran
5. Penyesuaian/ perubahan biaya
6. Perselisihan
7. Serah terima
Pengedalian biaya pelaksanaan
secara konseptual pengendalian biaya terfokus pada kondisi
rentabilitas dan likuiditas agar perimbangan pendapatan dan biaya proyek tetap
terjaga.
Dilihat dari sudut rentabilitas dan likuiditas kondisi proyek
dibagi dalam 4 (empat) kelompok :
1. Rentabilitas bagus dan likuiditas bagus.
2. Rentabilitas bagus dan likuiditas jelek.
3. Rentabilitas jelek dan likuiditas bagus.
4. Rentabilitas jelek dan likuiditas jelek.
Besar kecilnya modal yang diperlukan dalam suatu proyek
dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain :
1. Persyaratan pembayaran yang diatur dalam kontrak.
2. Kebijakan opersional (pelaksanaan kegiatan proyek).
Grafik penerimaan
Grafik biaya
Pengertian dan maksud pengendalian biaya pelaksanaan
semua upaya/ usaha yang dilakukan, agar biaya pelaksanaan
proyek menjadi wajar, murah dan efisien sesuai rencana dan atau hasil evaluasi
yang dilakukan
Pengendalian biaya pelaksanaan proyek terkait erat dan sangat
dipengaruhi oleh :
1. Pengendalian waktu pelaksanaan proyek
2. Pengendalian mutu dan hasil pelaksanaan proyek
3. Pengendalian sistem manajemen operasional proyek yang
bersangkutan yang kurang baik atau tidak konsisten dalam pelaksanaan penambahan
biaya
2 cara tindakan pengendalian yang dilakukan, yaitu :
1. Cara langsung dengan melakukan :
- peninjauan
- pengawasan
- pemeriksaan
- audit
2. Cara tidak langsung
- dokumen proyek
- melalui rencana arus kas
proyek
- dokumen kontrak dan
spesifikasi teknik
- prosedur dan instruksi
kerja
- laporan-laporan proyek
Rencana anggaran pelaksanaan (rap) proyek :
Hasil estimasi / perkiraan biaya-biaya proyek yang merupakan salah
satu dokumen kelengkapan sebagai acuan / pedoman operasi pelaksanaan proyek
dengan mempertimbangkan :
- pengalaman atau
referensi dan realisasi pengelolaan proyek yang lalu
- hasil observasi
ulang arus data sumber daya yang diperlukan dan lokasi / medan kerja
- kebijaksanaan
perusahaan
- kesepakatan
Tujuan dibuatnya rap
sebagai sarana acuan / pedoman dalam pengelolaan
hasil usaha proyek
sebagai tolok ukur atau sarana penilaian atas
kesuksesan para personil yang bertanggung
jawab terhadap hasil usaha
sebagai sarana memonitor dan mengevaluasi
pengelolaan operasional dan hasil usaha
proyek tersebut.
Prinsip dalam pembuatan rap
1. Rap hanya memperhitungkan.
- pendapatan
(rencana pendapatan yang diperhitungkan) bukan pembayaran
yang diterima)
- biaya
(rencana biaya yang diperhitungkan) bukan pembayaran yang dikeluarkan
2. Rap dibuat dengan berorientasi pada profit dan efisiensi.
Pengendalian waktu
Merupakan bagian yang utama agar proyek dapat diselesaikan dengan
waktu yang tepat sesuai yang direncanakan.
Tahap dan kendali mutu :
- Tahap persiapan
- Tahap analisis
- Tahap penjadwalan pekerjaan
2 (dua) kemungkinan penyebab terlambat menyelesaikan proyek dari
jadwal yang ditentukan yaitu :
- Adanya halangan atau kejadian
diluar perhitungan dan pertimbangan dalam pelaksanaan waktu proyek
- Program kerja dan pengendaliann pelaksanaan
proyek oleh kontraktor tidak berjalan sebagaimana mestinya
Pengendalian mutu
pengendalian mutu merupakan bagian utama agar proyek dapat
diselesaikan dengan mutu yang dapat dipertanggung jawabkan memenuhi persyaratan
pelanggan terdiri dari :
- Prinsip pengendalian mutu
- Prosedur pengendalian mutu
prinsip penggendalian
mutu upaya untuk mewujudkan salah satu dari tiga sasaran utama manajemen
proyek yaitu tepat mutu, tepat biaya dan tepat waktu
Sebagai usulan pengawasan dan tindak turun tangan terhadap
pelaksanaan pekerjaan konstruksi agar memenuhi persyaratan teknis yang telah
ditetapkan didalam dokumen kontrak
3 (tiga) jenis pengendalian :
- Pengendalian mutu bahan baku
- Pengendalian mutu bahan olahan
- Pengendalian mutu hasil
pekerjaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar