1. Spesifikasi teknis
2. Gambar kerja
3. Rencana Mutu Kontrak
4. Dokumen administrasi
5. Instruksi teknis
Dokumen ini disusun untuk menghindari terjadinya kesalahan
dalam pengerjaan suatu proyek. Dokumen ini berisi petunjuk suatu proses kerja
yang harus dikerjakan oleh tim-tim kerja atau kelompok-kelompok yang terlibat
dalam proyek.
Pengendalian Langsung
Pengendalian mutu proyek bukanlah pekerjaan yang
hanya dilakukan di belakang meja. Tim pengendalian mutu juga turun langsung ke
lapangan. Metode pengendalian secara langsung di lapangan dilakukan untuk
mengamati proses pengerjaan yang sebenarnya terjadi di lapangan. Pengendalian
langsung terhadap pelaksanaan sebuah proyek dapat diatur dengan tata cara
berikut ini.
- Pemantauan
atau monitoring
Kegiatan pemantauan dilakukan dengan kunjungan
ke masing-masing bagian proyek. Kunjungan ini untuk melakukan sampling pengendalian
mutu tentang pelaksanaan proyek, penyiapan peralatan dan media yang dibutuhkan,
serta penggunaan anggaran biaya yang telah ditetapkan.
Supervisi adalah kegiatan yang dilakukan untuk memastikan satu
tahapan pada proyek telah berjalan sesuai dengan mekanisme atau pedoman yang
telah ditetapkan.
- Penguatan
kapasitas pengerjaan
Kegiatan ini dilakukan untuk mendorong tingkatan pencapaian
pekerjaan berdasarkan batasan-batasan waktu yang telah disepakati. Selain itu,
kegiatan penguatan kapasitas ini juga dilakukan untuk mendorong meningkatnya
kinerja sesuai dengan tugas, fungsi dan tanggung jawab masing-masing bagian
pada pengerjaan proyek.
Dari uraian ini terlihat jelas pentingnya
pengendalian mutu proyek terhadap keberhasilan sebuah proyek. Dengan memahami
dan mempersiapkan pengendalian mutu proyek, maka sebuah proyek bisa dibilang
sudah ada di jalan yang tepat untuk mencapai keberhasilan dan kualitas proyek
yang sesuai dengan harapan.
TINJAUAN MUTU (QUALITY) DAN PENGELOLAAN MUTU
(QUALITY MANAGEMENT)
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas”
bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang belum tentu
bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba
memberikan batasan yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan,
misalnya ISO 8402 (1986):[1]
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang
membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan
proyek adalah fitness for use. Istilah ini disamping mempunyai
arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya
produk, kehandalan dan masalah pemeliharaan.
Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada
masing-masing bidang usaha maupun industri. Akan tetapi secara umum ada 4
(empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control),
jaminan kualitas (quality assurance)
dan pengembangan kualitas (quality improvement).[2]
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip
manajemen[3],
yang dapat diterapkan pada puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman
bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja organisasi. Beberapa prinsip
tersebut adalah sebagai berikut:
- Fokus
pada keinginan konsumen (customer focus)
Suatu perusahaan dapat menjaga dan mengembangkan konsumennya,
bilamana perusahaan dapat mengerti dan memahami tuntutan dan kebutuhan konsumen
saat ini dan mendatang, sehingga berusaha memenuhi kebutuhan dan mencoba
memenuhi ekspetasi konsumen adalah kuncinya.
- Kepemimpinan
(Leadership)
Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan budaya
kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya kualitas dalam
setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap anggota timnya
untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target kualitas/mutu
pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/kualitas pekerjaan konstruksi.
- Pengembangan
Individu (Involvement of people)
Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada setiap level
perusahaan jasa konstruksi harus memahami budaya manajemen kualitas. Setiap
individu harus berusaha mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan yang
dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
- Pendekatan
proses (Process approach)
Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan
kebutuhan sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam suatu
organisasi perusahaan sebagai suatu proses.
- Pendekatan
Sistem Pada Manajemen (System approach to management)
Suatu organisasi perusahaan dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan tujuan mutu/kualitas yang merupakan kontribusi dari
tahap identifikasi, pemahaman dan pengelolaan semua proses yang saling terkait
sebagai suatu sistem.
- Terus
Berkembang (Continual improvement)
Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari suatu
organisasi adalah terus mengembangkan kinerja pencampaian mutu semua
aktivitasnya.
- Perumusan
Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta (Factual approach to decision
making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari
analisis data dan informasi yang benar.
- Membangun
Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier (Mutually beneficial
supplier relationships)
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi)
dan supliernya adalah interdependent, maka perlu
dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk
memungkinkan pengembangan meningkatkan value keduanya.
8 (delapan) prinsip dasar ini berbasis pada Quality
Management System (QMS) standard dalam ISO 9001:2008.[4]
Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai
persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama tanpa adanya pengulangan (to do
right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks
secara keseluruhan, yang antara lain adalah sebagai berikut:
- Meletakan
dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
- Memberikan
keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan jadwal
- Membuat
program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/QC)
- Implementasi
Program QA/QC.
Gambar 1 memperlihatkan hubungan dan pembentukan program QA
perusahaan, program QA Proyek, dan QC proyek yang merupakan unsur-unsur pengelolaan
mutu proyek.
Sumber : Soeharto Iman, “Manajemen
Proyek: Dari Konseptual sampai Operasional”, Editor Yati Sumiharti, Cet.3
Jakarta Erlangga, 1997.
Gambar 1. Program QA/QC Proyek
Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah
mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada priode tersebut
penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian
diserahkan kepada masing-masing bidang/unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak
memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga kualitas/mutu, bila
melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata
lain harus selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah
sistematis yang diperlukan untuk memberikan keyaknian bahwa instalasi atau
sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan
petunjuk dan cara-cara untuk mengendalikan mutu material, struktur, komponen
atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang
berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan apakah kegiatan-kegiatan
engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan
kriteria yang digariskan. Dalam konstruksi kriteria ini berupa SNI, maupun
standar internasional yang berlaku untuk setiap bahan dan pekerjaan konstruksi,
misalnya acuan-acuan dalam pelaksanaan konstruksi meliputi sebagai berikut:
NI-2
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1997.
NI-3
Peraturan
umum untuk Bahan Bangunan Indonesia
NI-5
Peraturan
Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI)
NI-8
Semen
Potland
SNI 03-1750-1990
Mutu
dan Cara Uji Agregat Beton.
SNI 15-2049-1990
Mutu
dan Cara Uji Semen Portland.
SNI 03-2052-1990
Baja
Tulangan Beton.
SNI 03-6861.1-2002
Spesifikasi
air sebagai Bahan Bangunan.
SNI
03-6883-2002 Spesifikasi
Toleransi untuk Konstruksi dan Bahan Beton.
Inspeksi dan pengetesan dilakukan secara
konfrehensif, dan dalam konteks ini dimaksudkan dengan inspeksi adalah mengkaji
karakteristik obyek dalam aspek mutu, dalam hubungannya dengan suatu standar
yang ditentukan, misalnya standar SNI diatas. Dengan tahapan sebagai berikut:
PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU
- Kegiatan
manajemen pengelolaan dan pengendalian proyek
- Pengendalian
biaya pelaksanaan diproyek
Pendahuluan
Pengendalian biaya, mutu dan waktu merupakan bagian yang utama
agar suatu proyek dapat diselesaikan dengan waktu yang tepat, biaya yang
kompetitif dengan mutu yang dapat dipertanggungjawabkan memenuhi persyaratan
pelanggan.
Proses pengendalian hasil pekerjaan merupakan persyaratan standar
yang mencakup :
uraian karekteristik hasil pekerjaang prosedur
dan instruksi kerja penggunaan peralatan yang sesuai peralatan ukur
yang dikalibrasi pelaksanaan pengukuran dan
pemantauan penyerahan dan pemeliharaan proyek.
Pengendalian biaya, mutu dan waktu merupakan lingkup utama seorang
pelaksana dalam menjalankan pelaksanaan pekerjaan, guna diperoleh hasil yang
memuaskan bagi pengguna jasa sesuai ketentuan dan persyaratan dalam spesifikasi
teknik.
Dalam pekerjaan konstruksi di perlukan suatu mekanisme manajemen
dan mekanisme pengendalian guna mencapai efisiensi penyelenggaraan proyek tepat
mutu, biaya dan waktu yang mencakup aspek teknis dan administratif.
Kegiatan manajemen pengelolaan dan pengendalian kegiatan
tersebut merupakan suatu ukuran keberhasilan apabila mutu produk akhir dicapai
sesuai dengan perencanaan teknis dan sesuai koridor waktu yang telah disepakati
sejak diterapkannya spmk sampai fho tahapan dari kegiatan tersebut
meliputi :
1. Persiapan dokumen
2. Rencana pelaksanaan proyek
3. Persiapan fisik lapangan
4. Proses pembayaran
5. Penyesuaian/ perubahan biaya
6. Perselisihan
7. Serah terima
Pengedalian biaya pelaksanaan
secara konseptual pengendalian biaya terfokus pada kondisi
rentabilitas dan likuiditas agar perimbangan pendapatan dan biaya proyek tetap
terjaga.
Dilihat dari sudut rentabilitas dan likuiditas kondisi proyek
dibagi dalam 4 (empat) kelompok :
1. Rentabilitas bagus dan likuiditas bagus.
2. Rentabilitas bagus dan likuiditas jelek.
3. Rentabilitas jelek dan likuiditas bagus.
4. Rentabilitas jelek dan likuiditas jelek.
Besar kecilnya modal yang diperlukan dalam suatu proyek
dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain :
1. Persyaratan pembayaran yang diatur dalam kontrak.
2. Kebijakan opersional (pelaksanaan kegiatan proyek).
Grafik penerimaan
Grafik biaya
Pengertian dan maksud pengendalian biaya pelaksanaan
semua upaya/ usaha yang dilakukan, agar biaya pelaksanaan
proyek menjadi wajar, murah dan efisien sesuai rencana dan atau hasil evaluasi
yang dilakukan
Pengendalian biaya pelaksanaan proyek terkait erat dan sangat
dipengaruhi oleh :
1. Pengendalian waktu pelaksanaan proyek
2. Pengendalian mutu dan hasil pelaksanaan proyek
3. Pengendalian sistem manajemen operasional proyek yang
bersangkutan yang kurang baik atau tidak konsisten dalam pelaksanaan penambahan
biaya
2 cara tindakan pengendalian yang dilakukan, yaitu :
1. Cara langsung dengan melakukan :
2. Cara tidak langsung
- melalui rencana arus kas
proyek
- dokumen kontrak dan
spesifikasi teknik
- prosedur dan instruksi
kerja
Rencana anggaran pelaksanaan (rap) proyek :
Hasil estimasi / perkiraan biaya-biaya proyek yang merupakan salah
satu dokumen kelengkapan sebagai acuan / pedoman operasi pelaksanaan proyek
dengan mempertimbangkan :
- pengalaman atau
referensi dan realisasi pengelolaan proyek yang lalu
- hasil observasi
ulang arus data sumber daya yang diperlukan dan lokasi / medan kerja
Tujuan dibuatnya rap
sebagai sarana acuan / pedoman dalam pengelolaan
hasil usaha proyek
sebagai tolok ukur atau sarana penilaian atas
kesuksesan para personil yang bertanggung
jawab terhadap hasil usaha
sebagai sarana memonitor dan mengevaluasi
pengelolaan operasional dan hasil usaha
proyek tersebut.
Prinsip dalam pembuatan rap
1. Rap hanya memperhitungkan.
- pendapatan
(rencana pendapatan yang diperhitungkan) bukan pembayaran
yang diterima)
- biaya
(rencana biaya yang diperhitungkan) bukan pembayaran yang dikeluarkan
2. Rap dibuat dengan berorientasi pada profit dan efisiensi.
Pengendalian waktu
Merupakan bagian yang utama agar proyek dapat diselesaikan dengan
waktu yang tepat sesuai yang direncanakan.
Tahap dan kendali mutu :
- Tahap penjadwalan pekerjaan
2 (dua) kemungkinan penyebab terlambat menyelesaikan proyek dari
jadwal yang ditentukan yaitu :
- Adanya halangan atau kejadian
diluar perhitungan dan pertimbangan dalam pelaksanaan waktu proyek
- Program kerja dan pengendaliann pelaksanaan
proyek oleh kontraktor tidak berjalan sebagaimana mestinya
Pengendalian mutu
pengendalian mutu merupakan bagian utama agar proyek dapat
diselesaikan dengan mutu yang dapat dipertanggung jawabkan memenuhi persyaratan
pelanggan terdiri dari :
- Prinsip pengendalian mutu
- Prosedur pengendalian mutu
prinsip penggendalian
mutu upaya untuk mewujudkan salah satu dari tiga sasaran utama manajemen
proyek yaitu tepat mutu, tepat biaya dan tepat waktu
Sebagai usulan pengawasan dan tindak turun tangan terhadap
pelaksanaan pekerjaan konstruksi agar memenuhi persyaratan teknis yang telah
ditetapkan didalam dokumen kontrak
3 (tiga) jenis pengendalian :
- Pengendalian mutu bahan baku
- Pengendalian mutu bahan olahan
- Pengendalian mutu hasil
pekerjaan