Jumat, 08 Mei 2020

EFEKTIF DAN EFISIEN

A.     Definisi Efektif dan Efisien


Menurut KBBI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata efektif berarti terdapat efek (akibat, kesan, pengaruh); manjur atau mujarab (tentang obat); dapat membawa hasil; berhasil guna (tentang tindakan, usaha); mangkus; mulai berlaku (tentang undang-undang, peraturan).
Sedangkan kata efisien berarti tepat atau sesuai untuk mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dengan tidak membuang-buang tenaga, waktu, biaya); dapat menjalankan tugas dengan tepat dan cermat; bertepat guna; berdaya guna; sangkil.
  1. Pengertian Efektif
Efektif yaitu usaha guna mendapatkan tujuan, hasil dan target yang diharapkan sesuai dengan  waktu yang telah ditetapkan. tanpa memperdulikan biaya yang harus dikeluarkan.
Pekerjaan efektif berhubungan dengan perencanaan, penjadwalan dan juga pengeksekusian keputusan yang tepat. Suatu pekerjaan bisa dikatakan efektif jika tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya berhasil dicapai.
Efektif yaitu cara mencapai suatu tujuan dengan pemilihan cara yang benar dari beberapa pilihan alternatif, kemudian mengimplimentasikan pekerjaan itu dengan tepat dengan waktu yang cepat.
Sedangkan, Efisien adalah mengharuskan seseorang untuk menyelesaian suatu pekerjaan dengan hemat, cepat, selamat danjuga tepat waktu dimana juga mengharuskan seseorang bekerja dengan maksimal tanpa harus mengeluarkan banyak biaya.

  1. Pengertian Efesien
Pengertian efisien adalah cara mencapai suatu tujuan dengan menggunakan sumber daya yang minimal namun dengan hasil maksimal.
Pekerjaan efisien sendiri bisa dilakukan dengan mengevaluasi, membuat perbandingan antara masukan dan pengeluaran yang diterima. Efisien memiliki arti mencari cara terbaik untuk mencapai suatu tujuan.



  1. Definisi efektif menurut beberapa ahli
• Efektif adalah suatu pencapaian target ataupun tujuan dalam waktu batas yang telah ditentukan dan tanpa harus memperdulikan semua biaya yang sudah dikeluarkan.
• Efektif yaitu sesuatu hal yang dianggap bisa berhasil dan secara tepat waktu sesuai dengan yang diharapkan.
• Efektif merupakan sesuatu hal yang bisa mencapai hasil akhir sesuai dengan waktu yang diinginkan seseorang.
• Efektif merupakan suatu perbandingan antara input dengan output dalam berbagai aktifitas suatu kegiatan sehingga dengan pencapaian suatu tujuan itu bisa dipenuhi dari beberapa banyaknya kualitas dan kuantitas hasil kerja dan batas waktu yang sudah ditetapkan.
• Efektif adalah suatu kemampuan menghasilkan hasil yang sesuai dengan keinginan karena sesuatu yang efektif maka bisa memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan.

  1. Definisi efisien menurut beberapa ahli
• Efisien adalah suatu pencapaian tujuan ataupun target dengan memakai biaya (input) dalam jumlah yang sama demi menghasilkan hasil lebih besar.
• Efisien ialah suatu usaha yang paling tepat untuk menghasilkan segala sesuatu yang dikehendaki atau di inginkan
• Efisien merupakan suatu aktifitas meminimalisir pemborosan serta kerugian sumber daya untuk melaksanakan dan menghasilkan sesuatu.
• Efisien merupakan sejauh mana tenaga, waktu serta usaha yang dipakai demi untuk melakukan sesuatu kegiatan.
• Efisien adalah kemampuan dalam bekerja maksimal guna memberikan hasil yang terbaik dengan memakai sedikit waktu, uang atau hal lain secara efektif.
• Efisien ialah kemampuan dalam melakukan suatu kegiatan guna memberikan hasil yang memuaskan tetapi tak memboroskan waktu, energy ataupun uang.

B.     Perbedaan Efisien dan Efektif
1.      Efisien
    § Menunjukan bagaimana susuatu diselesaikan dengan baik
    § Hanya mengenai tindakan hal yang benar, yaitu menyelesaikan suatu masalah lebih cepat atau lebih murah.
    § Melakukan seseatu dengan cara yang optimal
2.      Efektif
    § Menunjukan bagaimana sesuatu dapat dipergunakan
    § Suatu tindakan atau menggunakan hal-hal yang benar, yaitu hal-hal yang da[at menghasilkan sesuatu yang positif
    § Melakukan tugas yang tepat, menyelesaikan kegiatan dan mencapai tujuan  

C.    Contoh

               Contoh yang sangat sederhana dalam memahami efesien dan efektif yaitu sebagai berikut
Dari Lampung, Ana ingin pergi ke Surabaya untuk berlibur, dalam hal ini Ana bisa pergi menuju Surabaya dengan efektif saja, efisien saja atau dengan cara yang efektif dan efisien.
Jika Ana pergi ke Surabaya memakai Pesawat dengan tiket Rp. 1.500.000 dan sampai dalam waktu 1,5 jam. Maka Ana melakukan pekerjaan itu dengan Efektif, namun Tak Efisien. Karena Ana harus mengeluarkan biaya yang mahal untuk sebuah perjalanan tersebut.
Jika Ana pergi ke Surabaya memakai Bus Ekonomi dengan harga Rp. 100.000 dan sampai dalam waktu 18 jam, maka Ana melakukan perjalanan itu dengan Efisien, Namun kurang Efektif.
Agar perjalanan Ani mampu dilakukan secara efektif dan efisien, maka Ana harus memikirkan bagaimana caranya agar ia sampai di Surabaya dengan biaya yang murah, tapi tak terlalu menghabiskan banyak yang waktu di jalan. Ana bisa memilih (misalnya) memakai kereta yang harganya murah dan durasi perjalannya juga tak terlalu lama atau alternatif lainnya karena belum ada rel kereta dari lampung hingga surabaya sampai detik ini.

Sumber :
https://www.ruangguru.co.id/pengertian-efektif-dan-efisien-beserta-contohnya-lengkap/

https://www.yuksinau.id/perbedaan-efektif-dan-efisien/
.


5 M (MAN, METHODE, MACHINE, MATHERIAL, MONEY)



        Manajemen konstruksi adalah bagaimana sumber daya yang terlibat dalam proyek dapat diaplikasikan secara tepat. Sumber daya dalam proyek konstruksi dikelompokkan dalam 5M (manpower, material, mechines, money and method). Manajemen telah banyak disebut sebagai “seni untuk merealisasikan pekerjaan melalui orang lain”. Definisi ini mengandung arti bahwa para manajemen mencapai tujuan organisasi melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang diperlukan, atau dengan kata lain tidak melakukan pekerjaan – pekerjaan itu sendiri.
Manajemen memang mempunyai pengertian lebih luas dari pada itu, tetapi definisi tersebut memberikan kenyataan bahwa manajemen berutama mengelola sumber daya manusia, bukan material atau finansial. We are managing human resources. Selain manajemen mencakup fungsi perencanaan (penetapan apa yang akan dilakukan), pengorganisasian (perancangan dan penugasan kelompok kerja), penyusun personalia (penarikan, seleksi, pengembangan pemberian kompensasi dan penilaian prestasi kerja), pengarahan (motivasai, kepemimpinan, integritas, dan pengelolaan konflik) dan pengawasan.

Model 5 M
1)      Man (manusia)
Man atau manusia merupakan model 5 m yang merujuk pada manusia sebagai tenaga kerja.
2)      Machines (mesin)
Machines atau mesin merujuk pada mesin sebagai fasilitas/alat penunjang kegiatan perusahaan baik operasional maupun nonoprasional.
3)      Money (uang/modal)
Uang dalam hal ini adalah merujuk pada uang sebagai modal untuk pembiayaan seluruh kegiatan perusahaan.
4)      Method (metode/prosedur)
Yang keempat adalah method atau prosedur yang merujuk pada metode/prosedur sebagai panduan pelaksanaan kegiatan perusahaan.
5)      Materials (bahan baku)
Dan yang terakhir adalah material atau bahan baku yakni merujuk pada bahan baku sebagai unsur utama untuk diolah sampai menjadi produk akhir untuk diserahkan pada konsumen.



Sumber :

AUDITOR

Audit secara umum merupakan suatu proses yang sistematis untuk mendapatkan dan mengkaji secara objektif bahan bukti (evidence) perihal pernyataan ekonomi dan kegiatan lain. Hal ini bertujuan mencocokan atau membandingkan dengan kriteria yang telah ditentukan. Dari hasil langkah itu, disimpulkan suatu pendapat atau opini dan mengkomunikasikannya kepada pihak yang berkepentingan (D.R. Carmichael dan J.J. Wilingham, 1987). Sedangkan audit proyek didefinisikan oleh Leo Herbert (1979) sebagai
1.     Merencanakan, mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti yang cukup jumlahnya, relevan, dan kompeten
2.     Dilakukan oleh auditor yang bebas (independent)
3.     Dengan tujuan audit yaitu untuk menjawab beberapa pertanyaan :
Ø Apakah manajemen atau personil suatu perusahaan atau agen yang ditunjuk telah melaksanakan kegiatan atau tidak?
Ø Apakah kegiatan yang dilakukan memakai norma yang sesuai untuk mencapai hasil yang telah ditetapkan oleh yang berwenang?
Ø Apakah kegiatan telah dilakukan dengan cara yang efektif?
Auditor mengambil keputusan atau pendapat dari bahan pembuktian, dan melaporkannya kepada pihak ketiga serta melengkapi bahan bukti untuk meyakinkan kebenaran isi laporan, dan usulan perbaikan untuk meningkatkan efektifitas proyek.
Arti dan proses audit secara umum mencakup :
1)    Kegiatan audit terdiri dari langkah-langkah sistematis mengikuti urutan yang logis
2)    Pengkajian secara objektif; dilakukan oleh orang bebas, dalam arti tidak berperan dalam objek yang akan diaudit. 
3)    Diperlukan bahan bukti (evidence) yaitu fakta atau data dan informasi yang mendukung yang harus dikumpulkan oleh auditor
4)    Ada kriteria sebagai patokan pertimbangan atau perbandingan. Kriteria merupakan standar yang telah ditentukan dimana organisasi, manajemen, atau pelaksana harus mengikutinya dalam usaha mencapai tujuan sesuai dengan tanggung jawab masing-masing. Kriteria digunakan auditor untuk menilai apakah suatu kegiatan telah dilakukan dengan benar atau menyimpang
5)    Ada kesimpulan berupa pendapat atau opini auditor

Tahap audit proyek adalah :
1)    Survey pendahuluan
2)    Mengkaji dan menguji sistem pengendalian manajemen
3)    Pemeriksaan terinci
4)    Penyusunan laporan

Beberapa aspek yang perlu diperhatikan diluar aspek utama :
·        Organisasi, otorisasi, dll
·          Perencanaan dan jadwal
·        Kemajuan pelaksanaan pekerjaan
·        Mutu barang dan pekerjaan
·         Administrasi, pembelian dan jasa
·        Engineering
·        Konstruksi
·        Anggaran, pendanaan, akuntansi, dll
·        Perundang-undangan dan peraturan pemerintah

Faktor keberhasilan proyek :
1.     Misi proyek harus memiliki definisi awal tentang tujuan yang jelas mengenai diadakannya proyek, serta garis besar petunjuk cara atau strategi mencapainya
2.     Dukungan dari pimpinan teras
3.     Perencanaan dan jadwal
4.     Konsultasi dengan pemilik proyek
5.     Personil
6.     Kemampuan teknis
7.     Acceptance dari pihak pemilik dalam hal ini pemilik ikut melakukan inspeksi, uji coba dan sertifikasi pada tahap implementasi dan terminasi
8.     Pemantauan, pengendalian, dan umpan balik
9.   Komunikasi untuk mencegah duplikasi kegiatan, salah paham atau salah pengertian diantara para peserta proyek
10.Troble shooting; akan membantu memperkirakan persoalan yang akan terjadi jauh sebelum permasalah terjadi.

Prosedur auditor :
Tahapan Perencanaan. Sebagai suatu pendahuluan mutlak perlu dilakukan agar auditor mengenal benar obyek yang akan diperiksa sehingga menghasilkan suatu program audit yang didesain sedemikian rupa agar pelaksanaannya akan berjalan efektif dan efisien.
Mengidentifikasikan resiko dan kendali. Tahap ini untuk memastikan bahwa qualified resource sudah dimiliki, dalam hal ini aspek SDM yang berpengalaman dan juga referensi praktik-praktik terbaik.
Mengevaluasi kendali dan mengumpulkan bukti-bukti melalui berbagai teknik termasuk survey, interview, observasi, dan review dokumentasi. Mendokumentasikan dan mengumpulkan temuan-temuan dan mengidentifikasi dengan audit. Menyusun laporan. Hal ini mencakup tujuan pemeriksaan, sifat, dan kedalaman pemeriksaan yang dilakukan.

Sumber : http://alfiandinata26.blogspot.com/2019/04/penjelasan-tentang-pengguna-jasa.html
https://a67532.wordpress.com/2012/05/01/penjelasan-auditor/

PENYEDIA JASA

Definisi penyedia barang jasa :
Penyedia barang jasa adalah istilah untuk badan usaha atau orang perseorangan yang menyediakan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya.

Dalam pelaksanaan pengadaan barang/ jasa pemerintah di Indonesia Penyedia Barang Jasa wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1.     Memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjalankan kegiatan/usaha
2.     Memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial untuk menyediakan Barang/Jasa;
3.     Memperoleh paling kurang 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia Barang Jasa dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta, termasuk pengalaman subkontrak;
4.     Ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf c di atas, dikecualikan bagi Penyedia Barang Jasa yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;
5.     Memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan dan fasilitas lain yang diperlukan dalam Pengadaan Barang Jasa;
6.     Dalam hal Penyedia Barang Jasa akan melakukan kemitraan, Penyedia Barang Jasa harus mempunyai perjanjian kerja sama operasi/ kemitraan yang memuat presentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili kemitraan tersebut;
7.     Memiliki Kemampuan Dasar (KD) untuk usaha non-kecil, kecuali untuk Pengadaan Barang dan Jasa Konsultansi;
8.     Khusus untuk Pelelangan dan Pemilihan Langsung Pengadaan Pekerjaan Kontsruksi memiliki dukungan keuangan dari bank;
9.     Khusus untuk Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan jasa Lainnya harus memperhitungan Sisa Kemampuan paket (SKP) sebagai berikut: SKP = KP – P; KP = nilai Kemampuan Paket, dengan ketentuan:
Ø untuk Usaha Kecil, nilai Kemampuan Paket (KP) ditentukan sebanyak 5 (lima) paket pekerjaan;
Ø untuk usaha non kecil, nilai Kemampuan Paket (KP) ditentukan sebanyak 6 (enam) atau 1,2 (satu koma dua) N.
10.  Jumlah paket yang sedang dikerjakan.
11. Jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada saat bersamaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.
12. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan atau direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana, yang dibuktikan dengan surat pernyataan yang ditandatangani Penyedia Barang/Jasa;
13.Sebagai wajib pajak sudah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir (PPTK Tahunan) serta memiliki laporan bulanan PPh Pasal 21, PPh Pasal 23 (bila ada transaksi), PPh Pasal 25/Pasal 29 dan PPN (bagi Pengusaha Kena Pajak) paling kurang 3 (tiga) bulan terakhir dalam tahun berjalan;
14.  Secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkan diri pada Kontrak;
15.  Tidak masuk dalam Daftar Hitam
16.  Memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan jasa pengiriman; dan
17.  Menandatangani Pakta Integritas.

PENGGUNA JASA

Ada beberapa definisi tentang pengguna jasa antara lain :
Ø Pengguna Jasa (1) adalah setiap orang dan/atau badan hukum yang menggunakan jasa angkutan kereta api baik untuk angkutan orang maupun barang.” (Pasal 1 Angka 9 UU Nomor 13 Tahun 1992 Tentang Perkeretaapian). 
Ø Pengguna Jasa (2) adalah setiap orang dan/atau badan hukum yang menggunakan jasa angkutan, baik untuk angkutan orang maupun barang.” (Pasal 1 Angka 10 UU Nomor 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan). 
Ø Pengguna Jasa (3) adalah orang perseorangan atau badan sebagai pemberi tugas atau pemilik pekerjaan/proyek yang memerlukan layanan jasa konstruksi.” (Pasal 1 Angka 3 UU Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi). 
Ø Pengguna Jasa (4) adalah setiap orang dan/atau badan hukum yang menggunakan jasa angkutan kereta api, baik untuk angkutan orang maupun barang.” (Pasal 1 Angka 12 UU Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian).
Ø Pengguna Jasa (5) adalah perseorangan atau badan hukum yang menggunakan jasa Perusahaan Angkutan Umum.” (Pasal 1 Angka 22 UU Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan).
Ø Pengguna Jasa (6) adalah pihak yang menggunakan jasa Pihak Pelapor.” (Pasal 1 Angka 12 UU Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang).

Dalam PPh final atas usaha jasa konstruksi tentang peraturan pemerintah (PP) Nomor 51 tahun 2008  “pajak atas penghasilan dari kegiatan usaha jasa konstruksi” juga di jelaskan definisi pengguna jasa.
Dalam PP ini dijelaskan bahwa :
Pengguna Jasa adalah orang pribadi atau badan termasuk bentuk usaha tetap, yang memerlukan layanan jasa konstruksi.

Sumber :

Jumat, 01 Mei 2020

MANAJEMEN PENGENDALIAN MUTU, TEPAT BIAYA, TEPAT MUTU, TEPAT WAKTU

MANAJEMEN PENGENDALIAN MUTU, TEPAT BIAYA, TEPAT MUTU, TEPAT WAKTU

1.1  Uraian Umum
Pengawasan  (controlling)  adalah  suatu  penilaian  kegiatan  dengan tujuan  agar  hasil  pekerjaan  sesuai  dengan  rencana,  dengan  mengusahakan agar semua yang terlibat dalam melaksanakan kegiatan atau pekerjaan yang berpedoman   pada   perencanaan,   serta   melakukan   tindakan   koreksi   dan perbaikan atau penyesuaian bila terjadi penyimpangan pada pelaksanaan.
Sedangkan pengendalian pekerjaan merupakan kegiatan  bimbingan,pemberian   instruksi,   dorongan   dan   mengadakan   koordinasi   berbagai pekerjaan  oleh  pimpinan  kepada  bawahan  agar  pelaksanaan  tugas  yang diberikan berjalan dengan lancar, serta berpedoman untuk tetap memelihara hubungan kerja sama yang baik antara pimpinan dengan bawahan.
Untuk mencapai hasil yang diinginkan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan dalam dokumen lelang, maka dalam pekerjaan proyek pembangunan diperlukan  adanya  kedua  hal  tersebut  di  atas  yang  dilakukan oleh  unsure- unsur  pelaksana  pembangunan  proyek  tersebut.  Unsur  yang terkait   dalam   bidang   ini   adalah   konsultan   pengawas.   Pihak   konsultan pengawas  harus  cermat  dan  teliti  mengamati  setiap  langkah  pekerjaan  dan harus  tegas  mempertanyakan  mengenai  kualitas  bahan  baku  proyek  dan  pelaksanaan  pekerjaan  di  lapangan  bila  dirasakan  tidak  sesuai  dengan perjanjian   dokumen   kontrak   yang   telah   disepakati.   Pihak   konsultan pengawas  dapat  meminta  laporan  mingguan  kepada  pihak  kontraktor  untuk mengetahui progress report kemajuan proyek yang telah dilaksanakan.
1.1  Pengendalian Proyek
Maksud     dari     pengendalian     proyek     adalah     mengatur     dan mengendalikan unsure - unsur vital dalam pelaksanaan sebuah proyek, unsur-unsur tersebut adalah :
1.      Pengendalian mutu
2.      Pengendalian waktu
3.      Pengendalian biaya
4.      Pengendalian dokumen
5.      Pengendalian tenaga kerja
6.      Pengendalian alat dan material
Dalam proyek ini semua pengendalian proyek tersebut sudah berjalan dengan  kesepakatan  bersama,  sehingga  pihak-pihak  yang  terkait  dalam proyek tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan tugasnya masing-masing.

1.1.1      Pengendalian Mutu (Quality Control)
Pengendalian  mutu  adalah  suatu  sistem  yang  mengendalikan kerja  dan  hasil  akhir  dari  suatu  pekerjaan.  Pengendalian mutu  yang  diterapkan  pada  proyek  pembangunan meliputi :
a.      Pengendalian material yang dating
b.      Pemeriksaan mutu beton
1.       Slump Test
Pemeriksaan  mutu  beton  cair  di  lapangan  dapat  dilakukan dengan  cara slump  test Slump  test  dilakukan  untuk  mengetahui kekentalan  dari  adukan  beton  yang  akan  dicor.  Ada  tiga  macam kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pengujian beton dengan cara slump test, yaitu :
-          True  slump(baik)  adalah  apabila  tinggi slump≥ 2/3 tinggi cetakan slump
-          Shear  slump (buruk)  adalah  apabila  tinggi slump ½ tinggi cetakan slump
-          Collapse slump(sangat buruk) adalah apabila tinggi slump 1/3 tinggi cetakan slump.
2.    Tes Kuat Tekan Beton
Tahap - tahap  pelaksanaan uji  kuat  tekan  betonsecara  singkat adalah sebagai berikut :
·      Adukan beton yang akan di tes diambil dari hasil slump test.
·      Isilah cetakan beton silinder 15 x 30 cm dengan adukan beton terdiri  dari  3  lapis.  Setiap  lapisan  dipadatkan  dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali tusukan secara merata.
·      Setelah  dilakukan  pemadatan,  ketukkan  isi  cetakan perlahan-lahan    sampai    rongga    bekas   tusukan    tertutup.    Ratakan permukaan  beton  dan  biarkan  beton  dalam  cetakan  selama  24 jam dan letakkan pada tempat yang bebas dari getaran.
·      Setelah 24 jam bukalah cetakan dan beton direndam dalam air untuk  memenuhi  persyaratan  perawatan  beton  selama  waktu yang dikehendaki.
·      Ambillah   beton   yang   akan   diuji   kekuatannya   dari   bak perendam  kemudian  bersihkan  dari  kotoran  yang  menempel dengan kain.
·      Lapislah  permukaan atas  dan  bawah  benda  uji  dengan  dengan mortal belerang, agar didapat permukaan yang rata.
·      Kemudian letakkan benda uji pada mesin tekan secara sentris.
·      Jalankan   mesin   tekan   dengan   penambahan   beban   konstan berkisar antara 2-4 kg/cm2per detik,
·      Lakukan  pembebanan  sampai  benda  uji  menjadi  hancur  dan catatlah  beban  maksimum  yang  terjadi  selama  pemeriksaan benda uji
·      Pengetesan benda uji dilakukan pada umur 3,7,14 dan 28 hari. Untuk  beton  yang  berumur  dibawah  28  hari  harus dilakukan konversi terhadap kekuatan 28 hari.

1.1.2      Pengendalian Waktu (Time Control)
Pengendalian  waktu  proyek  adalah  cara  mengendalikan  waktu pelaksanaan  agar  waktu  pelaksanaan  proyek  sesuai  dengan  rencana. Oleh  karena  itu  penjadwalan  kegiatan  proyek  yaitu  mengatur  waktu pelaksanaan   pekerjaan   menjadi   sangat   penting   dalam   rangka pengendalian waktu. Salah satu cara pengendalian waktu adalah time schedule.  Hal  ini  dibuat  untuk  mengatur item-itempekerjaan  agar diatur  sedemikian  rupa,  sehingga  suatu  pekerjaan  dengan  pekerjaan yang  lainnya  dapat  saling  berhubungan  dan  tidak  saling  tumpang tindih. Macam-macam time schedule, yaitu :
a.    Master Schedule
Dalam  pelaksanaan  pekerjaan  yang  terdiri  dari  bagian-bagian pekerjaan yang jumlahnya banyak, harus  dijadwalkan sedemikian rupa  agar  tidak  terjadi  saling  tunggu  antar  suatu  pekerjaan  yang dapat    memperlambat    jalannya    pekerjaan    proyek.    Tujuan dibuatnya master schedule adalah untuk mencapai hasil fisik yang dapat  dipertanggungjawabkan  dalam  jangka  waktu  yang  telah ditetapkan.
·         Pemecahan Master Schedule :
-          Construction schedule
-          Weekly schedule
-          Monthly schedule
·         Fungsi Master Schedule :
-          Sebagai sarana pengatur waktu
-          Sebagai pedoman kerja bagi kontraktor
-          Sebagai sarana kontrol bagi pencapai prestasi pekerjaan
-          Sebagai   dasar   perhitungan   dan   penentuan   sanksi-sanksi, perpanjangan pekerjaan, denda dan lain sebagainya
·         Keuntungan Master Schedule :
-          Memudahkan  pengaturan  urutan  kerja,  kedatangan  bahan  dan tenaga kerja.
-          Pelaksanaan pekerjaan menjadi lancar dan efektif.
-          Biaya pelaksanaan relatif menjadi lebih murah.
-          Mudah membuktikan jika ada gangguan-gangguan alam untuk meminta perpanjangan waktu pelaksanaan. .
-          Sewaktu-waktu  dapat  meneliti  apakah  pelaksanaan  pekerjaan sesuai dengan rencana.
-          Dapat  dipakai  sebagai  dasar  untuk  member pringatan  kepada kontraktor.
-          Lebih  menjamin  terlaksananya  pekerjaan  dengan baik  dan teratur.
-          Memudahkan perhitungan hari-hari keterlambatan untuk setiap item pekerjaan.
·         Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun master schedule adalalah :
-          Biaya pelaksanaan
-          Metode pelaksanaan
-          Tenaga kerja
-          Peralatan
-          Cuaca
-          Owner



1.1.3      Pengendalian Biaya (Cost Control)
Pengendalian     Biaya     ini adalah     suatu     sistem     yang mengendalikan       biaya       pelaksanaan       proyek,       bagaimana mengendalikan  biaya  produksi  di  lapangan  sesuai  dengan  rencana anggaran  pelaksanaan  proyek.  Untuk  pengendalian  biaya  ini  pihak kontraktor   melakukan   perhitungan   ulang   volume   pekerjaan   dan membuat  analisa  harga  satuan  pekerjaan,  biaya  umum  lapangan, biaya  langsung,  dan  biaya  tidak  langsung.  Bila  terdapat  perbedaan yang   sangat   jauh   antara   rencana   dan   realisasi   maka   diadakan pengkajian,   lalu   memperhitungkan   apa   penyebabnya,   kemudian dicari solusinya agar tidak terulang lagi pada masa yang akan datang.
Pengendalian Biaya Biasanya Dilakukan Oleh :
·         Pengendalian  biaya  proyek  secara  detail  dilaksanakan oleh kontraktor sendiri
·         Pengendalian     biaya     proyek     secara     keseluruhan dilaksanakan  oleh  manager  proyek  sebagai  wakil  dari owner dibantu oleh konsultan.

Pengendalian   biaya   oleh   kontraktor   merupakan   hal   yang penting,  karena  biaya  yang  diterima  dari  pemilik  tidak  langsung diberikan pada awal proyek melainkan diberikan menurut presentase kemajuan pekerjaan.
Semua  biaya  untuk  kebutuhan  pelaksanaan  proyek  tersebut harus sudah diperhitungkan dalam penawaran dan menjadi tanggung jawab pelaksana pekerjaan yang bersangkutan.
Langkah-langkah yag diambil kontraktor, yaitu :
·         Memilih  keseluruhan  pekerjaan menjadi item-item  pekerjaan  tersebut dengan batasan yang jelas sehingga lebih mudah diawasi.
·         Memilih   biaya   pekerjaan   yang   dikeluarkan   menurut   item-item pekerjaan tersebut.
·         Menentukan  pekerjaan  yang  telah  dilaksanakan  dan  harus  dibayar oleh pemilik.
Dengan  pemilihan  pekerjaan  ini,  kontraktor  dapat  mengetahui dengan  jelas  item  bagian  pekerjaan  mana  yang  tidak  efisien  dan terlalu    banyak    menyerap    dana,    sehingga    kontraktor    maupun subkontraktor   dapat   melakukan   tindakan   untuk   meningkatkan efisiensi kerja

1.1.4      Pengendalian Dokumen (Document Control)
Pengendalian   ini   adalah   suatu   sistem  yang   mengendalikan dokumen.  Dokumen-dokumen  tersebut  berupa  dokumen - dokumen tender   dan   dokumen - dokumen   proyek.   Tugas   mengendalikan dokumen  diantaranya  mengendalikan  gambar - gambar  kerja  yang beredar  di  lapangan  yang  bersifat controlled semuanya  berada  di bawah tanggung jawab Konsultan Pengawas.

1.1.5       Pengendalian Tenaga Kerja
Tenaga  kerja  merupakan  salah  satu  faktor  yang  penting  dan menentukan  dalam  pelaksanaan  proyek  pembangunan.  Tenaga  kerja yang  ada  harus  dioperasikan  dengan  baik  agar  diperoleh  efisiensi kerja yang tinggi. Yang dimaksud dengan tenaga kerja adalah setiap orang yang ikut serta dalam pelaksanaan suatu proyek.
Tenaga  kerja  yang  terdapat  dalam  pelaksanaan  pembangunan adalah sebagai berikut :
·         Tenaga Ahli
Adalah    tenaga    kerja    yang    mempunyai    keahlian    dan pengalaman   dalam   bidang   konstruksi   bangunan,   yang   sesuai dengan  pendidikannya.  Jenis tenaga  kerja  ini antara  lain  :  Kepala Proyek, Manager Proyek.
·         Tenaga Menengah
Adalah  tenaga  kerja  yang  mendapat  pendidikan  rata-rata setingkat  SMK dan  diploma.  Tenaga  kerja  ini  antara  lain  bekerja pada    bidang    administrasi,    tenaga    mekanik    dan    pelaksana lapangan

·         Tenaga Mandor
Adalah kepala pekerja yang memberi perintah langsung kepada  bawahannya (tenaga kasar/buruh) pada bidang pekerjaan tertentu.  
·         Tenaga Tukang
 Adalah  tenaga  kerja  yang  ahli  dalam  bidangnya  berdasarkan pengalaman  kerja,  misalnya  tukang  kayu,  tukang  besi,  tukang batu, dan lain – lain.
·         Tenaga Kasar
Adalah tenaga kerja yang lebih banyak menggunakan kekuatan badan  dalam  pekerjaannya.  Biasanya  tenaga  ini  membantu  atau melayani tenaga tukang, misalnya dalam pengangkutan material.

1.1.6      Pengendalian Alat dan Material
Perusahaan   pembangunan   sangat   memerlukan   pengontrolan yang teratur dan teliti supaya bisa diketahui, masih ada atau tidaknya stok  alat  dan  bahan  di  gudang  dan  di  tempat  penyimpanan  barang. Alat  dan  bahan  yang  masuk  atau  keluar  harus  dicatat  secara  teliti berikut ukuran, merek, dan jumlah atau volumenya. Catatan barang-barang  diperlukan untuk  pengontrolan  stok  dan  untuk  kalkulasi. Untuk   pengendalian   material menggunakan   material schedule, schedule pengiriman barang dan equipment schedule.
1.      Material Schedule adalah  rencana  pemakaian  bahan/material untuk  suatu  pekerjaan  mencakup  jumlah sesuai  dengan  pekerjaan yang dilaksanakan.
2.      Equipment  schedule adalah  rencana  pemakaian  peralatan  sesuai dengan kebutuhan serta waktu pemakaiannya.

3.      Schedule pengiriman  barang  adalah  rencana  pengiriman  barang oleh supplier


Metode Pengendalian Mutu
Berhasil atau gagalnya sebuah proyek sangat bergantung pada peran pengendalian dan pengawasan. Sebuah proyek yang sedang berjalan pasti akan mengalami penyimpangan atau perbedaan dari rencana yang sudah ditetapkan. Disinilah dibutuhkan campur tangan pengendalian dan pengawasan proyek. Ada pun metode yang bisa digunakan untuk mengendalikan mutu suatu proyek bisa disesuaikan dengan jenis proyek dan kualitas yang diinginkan. Secara umum, ada 3 metode yang sering dipakai dalam pengendalian mutu suatu proyek.
1.      Pemeriksaan dan Pengkajian
Pemeriksaan dan pengkajian dilakukan terhadap gambar konstruksi proyek, rancangan pembelian peralatan dan perlengkapan, model proyek, dan perhitungan desain.
2.      Inspeksi dan Pemeriksaan Peralatan
Melakukan pemeriksaan dan melakukan uji coba untuk memastikan peralatan-peralatan yang digunakan dalam proyek bisa berfungsi dengan baik. Pemeriksaan bisa dilakukan saat peralatan baru saja diterima dari hasil pembelian. Pemeriksaan juga perlu dilakukan ketika instalasi peralatan sedang dikerjakan dan setelah instalasi selesai.
3.      Melakukan Pengujian Dengan Sampling
Pengujian dengan sampling dapat dilakukan untuk memastikan kualitas material sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Pengujian dengan sampling perlu dilakukan dengan berpegang pada beberapa prinsip yakni tepat waktu, efektif dan efisien, serta dapat dipertanggungjawabkan.
Pengujian sampling harus dilakukan tepat waktu supaya hasilnya bisa dimanfaatkan dengan maksimal untuk memberikan masukan-masukan bagi perbaikan kualitas proyek, khususnya pada bagian-bagian yang belum menyelesaikan pekerjaannya pada tahapan tertentu. Pengujian sampling harus dikerjakan dengan efektif dan efisien baik dari metode maupun instrumen yang digunakan supaya bisa mencapai titik-titik penting yang dapat memberikan gambaran umum pencapaian pelaksanaan proyek. Pengujian sampling tersebut harus bisa dipertanggungjawabkan secara jujur dan objektif, karena itu harus jelas pula metode yang digunakan, titik uji sampling yang diambil dan sasaran uji sampling.

Dokumen-dokumen Untuk Pengendalian Mutu 
Dalam melaksanakan pekerjaan pengendalian mutu proyek dibutuhkan beberapa dokumen penting. Dokumen-dokumen ini menjadi acuan pengerjaan proyek sehingga pelaksanaan proyek dan hasil akhirnya sesuai dengan perencanaan. Adapun dokumen-dokumen tersebut meliputi:
1.       Spesifikasi teknis
Spesifikasi teknis berisikan uraian yang disusun dengan lengkap dan jelas mengenai suatu proyek yang hendak dikerjakan sehingga bisa mencapai harapan semua pihak yang terlibat di dalamnya.
2.       Gambar kerja
Gambar kerja adalah gambar acuan yang dipakai untuk mewujudkan ide rancangan ke dalam bentuk fisik. Oleh karena itulah, setiap pihak yang terlibat dalam proyek harus bisa memahami gambar kerja yang telah dibuat. Gambar kerja yang benar-benar akurat dan detail akan sangat membantu mewujudkan sebuah proyek dengan tepat.
Gambar kerja yang dibuat oleh seorang arsitek dilengkapi pula dengan spesifikasi dan syarat teknik pengerjaan proyek yang lengkap, jelas dan teratur serta perkiraan biaya proyek dan perhitungan kuantitas proyek. Jika gambar kerja sudah diperiksa dan disetujui, barulah gambar kerja ini bisa digunakan dalam pengerjaan sebuah proyek.
3.       Rencana Mutu Kontrak
Dokumen ini merupakan pedoman jaminan mutu dalam pelaksanaan sebuah proyek. Dokumen ini digunakan untuk memastikan bahwa hasil akhir proyek sesuai dengan syarat-syarat teknis yang dicantumkan dan telah disepakati di dalam kontrak. Dokumen Rencana Mutu Kontrak atau RMK memang secara khusus dibuat untuk menentukan arah pengendalian proses pelaksaaan proyek sehingga didapat proyek yang berkualitas sesuai dengan harapan.
4.       Dokumen administrasi
Memang ada begitu banyak dokumen administrasi yang menyertai sebuah proyek. Khususnya untuk pengendalian mutu proyek, dokumen yang dibutuhkan antara lain hasil uji lapangan, request work dan catatan-catatan.
5.       Instruksi teknis
Dokumen ini disusun untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam pengerjaan suatu proyek. Dokumen ini berisi petunjuk suatu proses kerja yang harus dikerjakan oleh tim-tim kerja atau kelompok-kelompok yang terlibat dalam proyek.



Pengendalian Langsung
Pengendalian mutu proyek bukanlah pekerjaan yang hanya dilakukan di belakang meja. Tim pengendalian mutu juga turun langsung ke lapangan. Metode pengendalian secara langsung di lapangan dilakukan untuk mengamati proses pengerjaan yang sebenarnya terjadi di lapangan. Pengendalian langsung terhadap pelaksanaan sebuah proyek dapat diatur dengan tata cara berikut ini.
  • Pemantauan atau monitoring
Kegiatan pemantauan dilakukan dengan kunjungan ke masing-masing bagian proyek. Kunjungan ini untuk melakukan sampling pengendalian mutu tentang pelaksanaan proyek, penyiapan peralatan dan media yang dibutuhkan, serta penggunaan anggaran biaya yang telah ditetapkan.
  • Supervisi
Supervisi adalah kegiatan yang dilakukan untuk memastikan satu tahapan pada proyek telah berjalan sesuai dengan mekanisme atau pedoman yang telah ditetapkan.
  • Penguatan kapasitas pengerjaan
Kegiatan ini dilakukan untuk mendorong tingkatan pencapaian pekerjaan berdasarkan batasan-batasan waktu yang telah disepakati. Selain itu, kegiatan penguatan kapasitas ini juga dilakukan untuk mendorong meningkatnya kinerja sesuai dengan tugas, fungsi dan tanggung jawab masing-masing bagian pada pengerjaan proyek.

Dari uraian ini terlihat jelas pentingnya pengendalian mutu proyek terhadap keberhasilan sebuah proyek. Dengan memahami dan mempersiapkan pengendalian mutu proyek, maka sebuah proyek bisa dibilang sudah ada di jalan yang tepat untuk mencapai keberhasilan dan kualitas proyek yang sesuai dengan harapan.

TINJAUAN MUTU (QUALITY) DAN PENGELOLAAN MUTU (QUALITY MANAGEMENT)
                                                                                             
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]

“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau pemakai (customers).”

Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk, kehandalan dan masalah pemeliharaan.

Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri. Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning), pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality improvement).[2]

Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Fokus pada keinginan konsumen (customer focus)
Suatu perusahaan dapat menjaga dan mengembangkan konsumennya, bilamana perusahaan dapat mengerti dan memahami tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan mendatang, sehingga berusaha memenuhi kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi konsumen adalah kuncinya.
  1. Kepemimpinan (Leadership)
Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan (penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target kualitas/mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/kualitas pekerjaan konstruksi.
  1. Pengembangan Individu (Involvement of people)
Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
  1. Pendekatan proses (Process approach)
Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.
  1. Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management)
Suatu organisasi perusahaan dapat efektif dan efisien dalam mengembangkan target dan tujuan mutu/kualitas yang merupakan kontribusi dari tahap identifikasi, pemahaman dan pengelolaan semua proses yang saling terkait sebagai suatu sistem.
  1. Terus Berkembang (Continual improvement)
Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja pencampaian mutu semua aktivitasnya.
  1. Perumusan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta (Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.
  1. Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier (Mutually beneficial supplier relationships)
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan pengembangan meningkatkan value keduanya.
8 (delapan) prinsip dasar ini berbasis pada Quality Management System (QMS) standard dalam ISO 9001:2008.[4]
Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis. Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara lain adalah sebagai berikut:
  1. Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
  2. Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan jadwal
  3. Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/QC)
  4. Implementasi Program QA/QC.
Gambar 1 memperlihatkan hubungan dan pembentukan program QA perusahaan, program QA Proyek, dan QC proyek yang merupakan unsur-unsur pengelolaan mutu proyek.




Sumber     : Soeharto Iman, “Manajemen Proyek: Dari Konseptual sampai Operasional”, Editor Yati Sumiharti, Cet.3 Jakarta Erlangga, 1997.
Gambar 1. Program QA/QC Proyek

Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada masing-masing bidang/unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga kualitas/mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.

Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria yang digariskan. Dalam konstruksi kriteria ini berupa SNI, maupun standar internasional yang berlaku untuk setiap bahan dan pekerjaan konstruksi, misalnya acuan-acuan dalam pelaksanaan konstruksi meliputi sebagai berikut:

NI-2                                          Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1997.
NI-3                                          Peraturan umum untuk Bahan Bangunan Indonesia
NI-5                                          Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI)
NI-8                                          Semen Potland
SNI 03-1750-1990                    Mutu dan Cara Uji Agregat Beton.
SNI 15-2049-1990                    Mutu dan Cara Uji Semen Portland.
SNI 03-2052-1990                    Baja Tulangan Beton.
SNI 03-6861.1-2002                 Spesifikasi air sebagai Bahan Bangunan.
SNI 03-6883-2002                    Spesifikasi Toleransi untuk Konstruksi dan Bahan Beton.

Inspeksi dan pengetesan dilakukan secara konfrehensif, dan dalam konteks ini dimaksudkan dengan inspeksi adalah mengkaji karakteristik obyek dalam aspek mutu, dalam hubungannya dengan suatu standar yang ditentukan, misalnya standar SNI diatas. Dengan tahapan sebagai berikut:





PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU
  • Kegiatan manajemen pengelolaan dan pengendalian proyek
  • Pengendalian biaya pelaksanaan diproyek
  •  Pengendalian waktu
  •  Pengendalian mutu
Pendahuluan

Pengendalian biaya, mutu dan waktu merupakan bagian yang utama agar suatu proyek dapat diselesaikan dengan waktu yang tepat, biaya yang kompetitif dengan mutu yang dapat dipertanggungjawabkan memenuhi persyaratan pelanggan.

Proses pengendalian hasil pekerjaan merupakan persyaratan standar yang mencakup :
 uraian karekteristik hasil pekerjaang  prosedur dan instruksi kerja  penggunaan peralatan yang sesuai peralatan ukur yang dikalibrasi  pelaksanaan pengukuran dan pemantauan  penyerahan dan pemeliharaan proyek.

Pengendalian biaya, mutu dan waktu merupakan lingkup utama seorang pelaksana dalam menjalankan pelaksanaan pekerjaan, guna diperoleh hasil yang memuaskan bagi pengguna jasa sesuai ketentuan dan persyaratan dalam spesifikasi teknik.

Dalam pekerjaan konstruksi di perlukan suatu mekanisme manajemen dan mekanisme pengendalian guna mencapai efisiensi penyelenggaraan proyek tepat mutu, biaya dan waktu yang mencakup aspek teknis dan administratif.

Kegiatan manajemen pengelolaan dan pengendalian  kegiatan tersebut merupakan suatu ukuran keberhasilan apabila mutu produk akhir dicapai sesuai dengan perencanaan teknis dan sesuai koridor waktu yang telah disepakati sejak diterapkannya spmk sampai fho  tahapan dari kegiatan tersebut meliputi :

 1. Persiapan dokumen
2. Rencana pelaksanaan proyek
3. Persiapan fisik lapangan
4. Proses pembayaran
5. Penyesuaian/ perubahan biaya
6. Perselisihan
7. Serah terima

Pengedalian biaya pelaksanaan

 secara konseptual pengendalian biaya terfokus pada kondisi rentabilitas dan likuiditas agar perimbangan pendapatan dan biaya proyek tetap terjaga.
Dilihat dari sudut rentabilitas dan likuiditas kondisi proyek dibagi dalam 4 (empat) kelompok : 

1. Rentabilitas bagus dan likuiditas bagus.
2. Rentabilitas bagus dan likuiditas jelek.
3. Rentabilitas jelek dan likuiditas bagus.
4. Rentabilitas jelek dan likuiditas jelek.

Besar kecilnya modal yang diperlukan dalam suatu proyek dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain :
1. Persyaratan pembayaran yang diatur dalam kontrak.
2. Kebijakan opersional (pelaksanaan kegiatan proyek).
Grafik penerimaan
Grafik biaya

Pengertian dan maksud pengendalian biaya pelaksanaan

 semua upaya/ usaha yang dilakukan, agar biaya pelaksanaan proyek menjadi wajar, murah dan efisien sesuai rencana dan atau hasil evaluasi yang dilakukan
Pengendalian biaya pelaksanaan proyek terkait erat dan sangat dipengaruhi oleh :

 1.  Pengendalian waktu pelaksanaan proyek
 2.  Pengendalian mutu dan hasil pelaksanaan proyek
 3. Pengendalian sistem manajemen operasional proyek yang bersangkutan yang kurang baik atau tidak konsisten dalam pelaksanaan penambahan biaya

2 cara tindakan pengendalian yang dilakukan, yaitu :

1. Cara langsung dengan melakukan :
  •  peninjauan
  •  pengawasan
  •  pemeriksaan
  •  audit
2. Cara tidak langsung
  •  dokumen proyek
  •  melalui rencana arus kas proyek
  •  dokumen kontrak dan spesifikasi teknik
  •  prosedur dan instruksi kerja
  •  laporan-laporan proyek
Rencana anggaran pelaksanaan (rap) proyek : 

Hasil estimasi / perkiraan biaya-biaya proyek yang merupakan salah satu dokumen kelengkapan sebagai acuan / pedoman operasi pelaksanaan proyek dengan mempertimbangkan :
  •   pengalaman atau referensi dan realisasi pengelolaan proyek yang lalu
  •   hasil observasi ulang arus data sumber daya yang diperlukan dan lokasi / medan kerja
  •   kebijaksanaan perusahaan
  •   kesepakatan

Tujuan dibuatnya rap

   sebagai sarana acuan / pedoman dalam pengelolaan hasil usaha proyek
   sebagai tolok ukur atau sarana penilaian atas kesuksesan para personil yang bertanggung 
   jawab terhadap hasil usaha
   sebagai sarana memonitor dan mengevaluasi pengelolaan operasional dan hasil usaha 
   proyek tersebut.

Prinsip dalam pembuatan rap

 1. Rap hanya memperhitungkan.
  •     pendapatan (rencana pendapatan yang diperhitungkan) bukan pembayaran yang      diterima)
  •     biaya (rencana biaya yang diperhitungkan) bukan pembayaran yang dikeluarkan
2. Rap dibuat dengan berorientasi pada profit dan efisiensi.

Pengendalian waktu
Merupakan bagian yang utama agar proyek dapat diselesaikan dengan waktu yang tepat sesuai yang direncanakan.

Tahap dan kendali mutu :
  • Tahap persiapan
  •  Tahap analisis
  • Tahap penjadwalan pekerjaan

2 (dua) kemungkinan penyebab terlambat menyelesaikan proyek dari jadwal yang ditentukan yaitu : 
  • Adanya halangan atau kejadian diluar perhitungan dan pertimbangan dalam pelaksanaan waktu proyek
  •  Program kerja dan pengendaliann pelaksanaan proyek oleh kontraktor tidak berjalan sebagaimana mestinya

Pengendalian mutu

 pengendalian mutu merupakan bagian utama agar proyek dapat diselesaikan dengan mutu yang dapat dipertanggung jawabkan memenuhi persyaratan pelanggan terdiri dari :
  • Prinsip pengendalian mutu
  • Prosedur pengendalian mutu

     prinsip penggendalian mutu upaya untuk mewujudkan salah satu dari tiga sasaran utama manajemen proyek yaitu tepat mutu, tepat biaya dan tepat waktu
Sebagai usulan pengawasan dan tindak turun tangan terhadap pelaksanaan pekerjaan konstruksi agar memenuhi persyaratan teknis yang telah ditetapkan didalam dokumen kontrak

3 (tiga) jenis pengendalian :
  •  Pengendalian mutu bahan baku
  •  Pengendalian mutu bahan olahan

  • Pengendalian mutu hasil pekerjaan



RENCANA MUTU KONTRAK (RMK)

NAMA   : MELDI GIJAYANTO NIM       : 417110089 KELAS  : 6C           KATA PENGANTAR Sebagai realisasi kontrak kerja a...